TEGAL, KOMPAS.com - Kondisi memprihatinkan dialami balita berusia tiga tahun berinisial SN, yang tinggal bersama neneknya di RT 02, RW 05, Desa Bongkok, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Kulitnya melepuh hampir di seluruh tubuh.
Hal itu dipicu gatal yang digaruk hingga menyebabkan luka yang tak kunjung sembuh. Jari-jari di tangan, serta jari-jari kakinya saling menempel hingga tak bisa berjalan normal.
Baca juga: Ditinggal Ayah dan Kakak, Balita Tewas di Kolam Penampungan Air
Nenek SN, Jaetun (55) menuturkan, kondisi demikian sudah terjadi sejak cucunya berusia tiga hari.
Meski awal-awal sudah dibawa berobat, tapi tidak kunjung sembuh.
"Sudah pernah dibawa ke rumah sakit, tapi belum sembuh. Bahkan sudah berobat sampai ke Cirebon, tapi masih saja seperti ini," kata Jaetun (55), saat ditemui wartawan di kediamannya, Selasa (6/7/2021).
SN kerap merintih kesakitan, terlebih saat hendak buang air. Ia selalu menangis kesakitan.
"Termasuk saat dimandikan, SN juga selalu menangis," kata Jaetun yang mengaku tidak tega melihat kondisi Sifa.
Bahkan menurut Jaetun, SN tidak boleh sampai keluar keringat.
Karena pada saat itu, tubuhnya akan gatal hingga SN tak kuasa untuk tidak menggaruk tubuhnya hingga terluka.
SN pun hampir selalu tidak mengenakan baju.
"Selama ini paling saya obati dengan bedak dan minyak," sebut Jaetun.
Kondisi lain yang tak kalah memprihatinkan, jari kaki dan tangannya tidak seperti orang pada umumnya.
Jari tangannya saling menempel, demikian juga jari kakinya. Alhasil, SN pun tak bisa berjalan normal.
Jaetun sendiri mengaku tak mengetahui apa persisnya sakit yang diderita cucunya itu.
Namun saat diperiksakan ke dokter, dokter menyebut jika cucunya menderita penyakit kulit.
"Kulit orang pada umumnya kan berlapis, dan kalau S kulitnya cuma satu lapisan. Jadi itu kulit dalam, bukan kulit luar," terangnya.
Baca juga: Diminta Namai Bayi yang Lahir di Pengungsian Yalimo, Kapolda Papua: Saya Beri Nama Martha...
Jaetun menjelaskan, SN merupakan anak dari putra ketiganya Ali (27) yang saat ini sedang bekerja sebagai nelayan.
Sementara ibu Sifa, Resti (23) memilih kembali ke rumah orangtuanya sejak bercerai dengan anaknya.
Jaetun mengaku, SN memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Namun, kartu tersebut belum bisa digunakan lantaran alamatnya masih menggunakan alamat lama.
"Sebenarnya ingin kembali membawa S ke rumah sakit untuk berobat. Tapi bingung. Tidak ada yang mengantar juga," ujar Jaetun.
Atas kondisi SN, turut menggunggah hati warga Tegal yang tergabung dalam komunitas Whatsapp Group (WAG) Sedulur Slawi.
Baca juga: Akses Keluar Masuk Kota Tegal Ditutup Selama PPKM Darurat
Mereka datang untuk memberikan bantuan untuk meringankan beban kebutuhan hidup. Apalagi, kondisi ekonomi nenek SN tergolong kurang mampu.
"Semoga bantuan berupa uang ini bermanfaat," kata Rudi Petir, salah satu penggagas donasi.
Rudi mengaku siap mendampingi SN selama proses pengobatannya di rumah sakit.
"Secepatnya agar dibawa ke rumah sakit. Kami siap mendampingi, silakan pihak keluarga musyawarah dulu," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.