Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memprihatinkan, Kulit Balita di Tegal Melepuh Sekujur Tubuhnya

Kompas.com - 06/07/2021, 21:41 WIB
Tresno Setiadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Kondisi memprihatinkan dialami balita berusia tiga tahun berinisial SN, yang tinggal bersama neneknya di RT 02, RW 05, Desa Bongkok, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Kulitnya melepuh hampir di seluruh tubuh.

Hal itu dipicu gatal yang digaruk hingga menyebabkan luka yang tak kunjung sembuh. Jari-jari di tangan, serta jari-jari kakinya saling menempel hingga tak bisa berjalan normal.

Baca juga: Ditinggal Ayah dan Kakak, Balita Tewas di Kolam Penampungan Air

Nenek SN, Jaetun (55) menuturkan, kondisi demikian sudah terjadi sejak cucunya berusia tiga hari.

Meski awal-awal sudah dibawa berobat, tapi tidak kunjung sembuh.

"Sudah pernah dibawa ke rumah sakit, tapi belum sembuh. Bahkan sudah berobat sampai ke Cirebon, tapi masih saja seperti ini," kata Jaetun (55), saat ditemui wartawan di kediamannya, Selasa (6/7/2021).

SN kerap merintih kesakitan, terlebih saat hendak buang air. Ia selalu menangis kesakitan.

"Termasuk saat dimandikan, SN juga selalu menangis," kata Jaetun yang mengaku tidak tega melihat kondisi Sifa.

Baca juga: Terima Kasih Pembaca Kompas.com, Sudah Membantu Pengobatan Bayi M Fareski, namun Takdir Berkata Lain...

Bahkan menurut Jaetun, SN tidak boleh sampai keluar keringat.

Karena pada saat itu, tubuhnya akan gatal hingga SN tak kuasa untuk tidak menggaruk tubuhnya hingga terluka.

SN pun hampir selalu tidak mengenakan baju.

"Selama ini paling saya obati dengan bedak dan minyak," sebut Jaetun.

Kondisi lain yang tak kalah memprihatinkan, jari kaki dan tangannya tidak seperti orang pada umumnya.

Jari tangannya saling menempel, demikian juga jari kakinya. Alhasil, SN pun tak bisa berjalan normal.

Jaetun sendiri mengaku tak mengetahui apa persisnya sakit yang diderita cucunya itu.

Namun saat diperiksakan ke dokter, dokter menyebut jika cucunya menderita penyakit kulit.

"Kulit orang pada umumnya kan berlapis, dan kalau S kulitnya cuma satu lapisan. Jadi itu kulit dalam, bukan kulit luar," terangnya.

Baca juga: Diminta Namai Bayi yang Lahir di Pengungsian Yalimo, Kapolda Papua: Saya Beri Nama Martha...

Jaetun menjelaskan, SN merupakan anak dari putra ketiganya Ali (27) yang saat ini sedang bekerja sebagai nelayan.

Sementara ibu Sifa, Resti (23) memilih kembali ke rumah orangtuanya sejak bercerai dengan anaknya.

Jaetun mengaku, SN memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Namun, kartu tersebut belum bisa digunakan lantaran alamatnya masih menggunakan alamat lama.

"Sebenarnya ingin kembali membawa S ke rumah sakit untuk berobat. Tapi bingung. Tidak ada yang mengantar juga," ujar Jaetun.

Atas kondisi SN, turut menggunggah hati warga Tegal yang tergabung dalam komunitas Whatsapp Group (WAG) Sedulur Slawi.

Baca juga: Akses Keluar Masuk Kota Tegal Ditutup Selama PPKM Darurat

Mereka datang untuk memberikan bantuan untuk meringankan beban kebutuhan hidup. Apalagi, kondisi ekonomi nenek SN tergolong kurang mampu.

"Semoga bantuan berupa uang ini bermanfaat," kata Rudi Petir, salah satu penggagas donasi.

Rudi mengaku siap mendampingi SN selama proses pengobatannya di rumah sakit.

"Secepatnya agar dibawa ke rumah sakit. Kami siap mendampingi, silakan pihak keluarga musyawarah dulu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Regional
Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com