Kepala Puskesmas Rawat Inap Cilograng Tatang Kusmana mengkonfirmasi memang banyak pasien di wilayah Cilograng yang dirujuk ke rumah sakit di Sukabumi, apalagi belakangan ini saat Covid-19 meningkat saat Lebak masuk ke zona merah.
Namun, kata dia, dirujuk ke RS di Sukabumi juga bukan perkara mudah lantaran banyak rumah sakit yang penuh.
"Sebagian besar dirujuk ke Sukabumi, namun terkendala karena rumah sakit dimana-mana full," kata Tatang dikonfirmasi.
Pasien dirujuk ke Sukabumi, kata Tatang karena alasan jarak yang lebih dekat dibanding ke RS lain di Banten.
Sementara Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kecamatan Cilograng, Herdiana, mengatakan banyak aspirasi warga yang menginginkan rumah sakit dibangun di Cilograng. Supaya warga tidak perlu 'menyebrang' ke Jabar untuk berobat.
"Sebetulnya sudah ada lahan dibeli untuk dibangun rumah sakit milik provinsi di sini, namun entah kenapa tidak kunjung dibangun sampai sekarang," kata Herdiana yang juga merupakan Kepala Desa Cirendeu, Cilograng.
Selama ini, kata dia, warga Cilograng dan kecamatan lain di perbatasan Banten Selatan banyak yang mengandalkan rumah sakit di Sukabumi, apalagi saat pandemi.
Sebetulnya di Banten Selatan ada RSUD Malingping yang berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Cilograng. Hanya saja tidak membuka layanan perawatan untuk pasien Covid-19.
Selain itu, fasilitas di RS ini belum lengkap, sehingga akhirnya pasien akan kembali dirujuk ke RS yang lebih jauh seperti ke Rangkasbitung atau ke RSUD Banten di Serang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.