Dico mengungkapkan, pandemi membuat pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Kendal tahun 2020 mengalami kontraksi di angka -1,53 persen.
Dico menyebut penormalan perekonomian salah satunya dilakukan dengan menggerakan sektor UMKM.
Sebab, selain pariwisata, UMKM juga menjadi sektor unggulan di Kabupaten Kendal.
Dico mendorong UMKM memaksimalkan penggunaan tekonolgi sehingga kegiatan jual beli tetap berjalan secara daring.
Dico menjelaskan, ada 31.000 UMKM berskala mikro dengan 9.446 UMKM telah terdaftar dalam sistem ODS (Online Data Sistem).
Baca juga: Kemenperin Dorong Kendal Jadi Contoh Pengembangan Kawasan Industri untuk Serap Investasi
Sebanyak 3.029 UMKM telah diberikan pendampingan kelembagaan dan usaha, serta 2.561 UMKM telah diberikan dukungan fasilitasi pelatihan.
“Langkah konkret yang telah dilakukan oleh Pemkab Kendal, diantaranya membentuk satgas digitalisasi UMKM, forum UMKM Kecamatan, pembimbingan transformasi UMKM digital, MoU dengan digital platform dan LPEI,” jelasnya.
Selain itu, tambah Dico, Pemkab juga melakukan uji kompetensi kewirausahaan, pelatihan dan digitalisasi produk UMKM, membuat buku panduan UMKM Kendal, pendampingan 50 UMKM siap ekspor, bantuan permodalan, dan expo UMKM Kendal.
“Harapan saya, perekonomian di Kabupaten Kendal bisa cepat normal,” lanjut Dico.
Menurut Dico, tantangan terbesar yang ia hadapi di masa pandemi Covid 19 ini, adalah refocusing anggaran.
Sebab anggaran pemerintah yang sedianya digunakan untuk sektor infrastruktur, dialihkan untuk penganggaran Covid 19.
Sementara di satu sisi, ia harus bergerak cepat untuk membangun wilayah Kabupaten Kendal.
“Kami harus bisa secepatnya beradaptasi, dengan situasi seperti ini,” kata Dico.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.