SALATIGA, KOMPAS.com - Pertengahan November 2020, sebanyak 209 santri dan pengajar Pondok Pesantren As-Surkati dinyatakan positif Covid-19.
Mereka kemudian melakukan isolasi mandiri di lingkungan pondok hingga dinyatakan sembuh seluruhnya pada Desember 2020.
Abda Laill Isro, Kepala Madrasah As-Surkati, mengatakan, awal mula diketahuinya Covid-19 masuk ke pondok tersebut saat para santri sakit demam serempak.
"Santri banyak yang izin dari kegiatan pagi karena sakit. Lalu kita telusuri dan komunikasi dengan Puskesmas Sidorejo Salatiga, ternyata ada gejala Covid-19, termasuk anosmia yang diderita 40-an santri," jelasnya, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Pasokan Oksigen 2 RS Covid-19 di Gunungkidul Tergantung dari Penyuplai
Pada swab tahap pertama, diketahui ada 188 orang yang dinyatakan positif.
"Total yang swab ada 219 orang, yang positif total ada 209. Kami langsung lockdown dan menjalani karantina dengan pendampingan Dinas Kesehatan pada 11 hingga 25 Desember 2020," jelasnya.
Setelah ada klaster tersebut, lanjut Abda, tidak ada lagi kasus Covid-19 di Ponpes As-Surkati.
"Kita menjalani aktivitas seperti biasa, santri dan pengajar juga mulai kehidupan secara normal dengan protokol kesehatan," ungkapnya.
Hingga pada pertengahan Februari 2021, pengurus pondok dikontak PMI Surakarta.
"Mereka meminta sampel darah dari pasien Covid-19 yang telah sembuh untuk menjadi
donor plasma konvalesen bagi pasien yang membutuhkan," kata Abda.
Pada awalnya, ada 50-an nama yang diajukan, tetapi hanya 30 nama yang mau diambil sampel darahnya.
"Dari jumlah tersebut, 25 orang dinyatakan memenuhi syarat untuk menjadi donor plasma. Syarat tersebut di antaranya berusia minimal 18 tahun dan berat badan 55 kilogram," kata Abda.
Baca juga: Permintaan Oksigen di RSUD Kanujoso Balikpapan Naik Tiga Kali Lipat
Menurut Abda, sebelum itu banyak individu-individu dari kerabat pasien Covid-19 yang menghubungi pengurus Ponpes As-Surkati.
"Namun, memang ada kendala administrasi, saat itu kami hanya diberi surat keterangan selesai karantina, bukan positif atau negatif," paparnya.
Setelah menjalani donasi plasma di PMI Surakarta, kemudian terjadi kerja sama berkelanjutan.