Sultan menjelaskan, saat oksigen RSUP Dr Sardjito menipis, pihaknya langsung ditelepon oleh RSUP Sardjito.
Karena di DIY tidak ada produsen oksigen, Pemerintah DIY pun harus memesan dari Jawa Timur dan Jakarta. Total kiriman yang didapat dari Jawa Timur dan Jakarta sebanyak 14 ton.
Jika memesan dari Jawa Tengah, Pemerintah DIY akan berebut dengan Jawa Tengah.
"Kami pada Sabtu ditelepon (RSUP Dr Sardjito) bahwa perlu bantuan karena stok menipis. Sehingga dikoordinasikan, lalu dilakukan pengiriman 2 kali lewat trailer (truk). Dikirim dua kali satu datang Minggu dini hari, saru lagi datang Minggu pagi," katanya.
Baca juga: Hendak Rampas Tabung Oksigen, 3 Orang Tak Dikenal Aniaya Perawat Puskemas
Sultan menambahkan selama masih menunggu proses pengiriman, Sardjito mendapatkan bantuan oksigen dari berbagai rumah sakit seperti RS Bhayangkara dan RSA UGM.
Tercatat ada lebih dari 100 tabung oksigen ukuran besar yang dikirimkan.
"Sehingga jangan asumsi pasien Covid-19 meninggal karena oksigen. Tetap ada suplai oksigen dari bantuan. Lalu kiriman sampai Minggu dini hari dan pagi hari," ujar Sultan.
Baca juga: Tak Dipinjami Tabung Oksigen, 3 OTK Keroyok Perawat Puskesmas, Begini Kronologinya
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, rapat dipimpin langsung oleh Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan.
Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa DIY akan mendapatkan tambahan kiriman oksigen cair 47,6 ton per hari.
Selain mendapatkan tambahan, pemerintah pusat juga akan menyediakan oksigen cair tambahan sebanyak 50 persen dari 47,6 ton, yang digunakan untuk cadangan bila dibutuhkan.
"Dalam rapat disepakati bahwa kebutuhan oksigen 47,6 sehari. Pemerintah pusat akan mengalokasikan sejumlah 47,6 ton per hari itupun pak Menko menyampaikan akan ada cadangan 50 persen dari 47,6," kata Aji.
Ia berharap dengan ditambahnya pasokan oksigen dapat mencukupi kebutuhan rumah sakit rujukan Covid-19 maupun rumah sakit non rujukan Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.