Menurut dia, operasional rumah sakit juga tidak bisa mengandalkan ketersedian obat dan fasilitas dari pemerintah. Sebab, saat ini rumah sakit pun juga krisis keuangan.
"Mempengaruhi, kita banyak utang, belum terbayar-bayar, kitakan nolong pasien butuh oksigen, yang tadinya kebutuhannya cuma misalnya sekian miliar tapi ini sudah 2 kali lipat. Obat-obatan kan itu harusnya gratis semua, kita melayani masyarakat dengan biaya yang gratis," ungkapnya.
"Contoh, saat ini kita kerja sama dengan dua mintra untuk penyediaan oksigen. Tapi satu mitra akhirnya mengundurkan diri lantaran kita masih berutang, padahal ketersedian oksigen sangat kritis saat ini untuk penanganan covid-19," tuturnya.
Terkait klaim Covid-19 di periode 2021, Wahyu mengaku belum bisa menyebutkan secara detail lantaran masih dalam proses verifikasi.
Baca juga: Ganjar Marahi Mahasiswa Positif Covid-19 yang Tolak Pakai Masker: Rasional Sedikit, Mas
Ia mewanti-wanti agar tidak terjadi lagi tunggakan pembayaran klaim Covid-19, bila klaim tidak terbayar itu terus berlanjut maka pasien akan terus berdatangan ke tenda darurat yang disediakan rumah sakit.
Ditambah, saat ini masalah kapasitas tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang sudah overload. Belum lagi, fasilitas kesehatan seperti tabung oksigen sudah menipis.
Sementara itu dari tenaga kesehatan atau nakes juga sudah mulai kewalahan hingga banyak yang terinfeksi virus Covid-19.
"APD juga sudah mulai menipis, karena kita kan harus beli, sementara uang dipakai untuk beli belum dikasih-kasih. Ya apa boleh buat, kita juga harus tetap bekerja terus. Karena kalau tidak siapa yang bakal nolong pasien kalau bukan nakes kita," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.