Dari 17 pasien yang pernah diusahakannya mendapat plasma konvalesen, empat di antaranya meninggal dunia.
Empat pasien Covid-19 itu meninggal lantaran saturasi oksigen (kadar oksigen dalam darah) di bawah 80 persen.
“Kalau saturasi oksigennya di atas 85 persen kebanyakan dapat tertolong setelah mendapatkan plasma konvalasen dari penyintas Covid-19. Apalagi kalau saturasi oksigennya dalam posisi 90 ke atas setelah mendapatkan plasma akan lebih cepat sembuh.
Namun, sepekan lalu, seorang pasien asal Tasikmalaya, Jawa Barat, yang memiliki saturasi oksigen 79 dapat tertolong setelah mendapatkan plasma konvalasen.
Sebelum mendapatkan plasma konvalasen, pasien Covid-19 sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Tasikmalaya.
Lantaran tidak mendapatkan perawatan yang maksimal, keluarga pasien menghubungi Sriyanto untuk mencarikan donor plasma.
Sriyanto menyarankan agar pasien itu dirujuk ke rumah sakit di Solo.
Dalam perjalanan ke Solo, pasien mendapatkan suntikan actemra (tocilizumab).
Dampaknya saturasi oksigen naik menjadi 84.
“Setibanya di Solo kebetulan mendapatkan plasma langsung. Plasma itu sebenarnya mau dikasihkan kepada pasien lain. Namun, pasien lain itu sudah keburu meninggal. Beruntung golongan darahnya sama. Setelah mendapatkan plasma, saturasinya naik menjadi 94,” kata Sriyanto.
Setelah sepuluh hari dirawat, saturasi oksigen pasien mencapai 99 persen.
Kini, pasien itu sudah bisa makan dan minum normal. Bahkan, pasien tersebut sudah bisa berkomunikasi dengan keluarganya di Jawa Barat.
Sriyanto mengaku baru seminggu aktif kembali membantu orang mencarikan penyintas yang mau memberikan plasma konvalesen.
“Yang membuat capek itu bapernya kadang ketemu orang yang egois akhirnya ke bawa ke hati. Saya minta kepada pasien Covid-19 yang sembuh setelah mendapatkan plasma untuk membuat video testimoni malah tidak direspons. Sudah sembuh kemudian malah lupa. Maksudnya video itu mau saya pakai untuk membujuk yang lain karena plasma itu benar-benar manjur,” jelas Sriyanto.
Sepekan terakhir, Sriyanto berhasil mendapatkan dua donor plasma untuk dua pasien Covid-19.
Sriyanto sendiri tidak bisa menyumbangkan plasmanya lantaran ia sudah mendapatkan plasma konvalesen saat terinfeksi Covid-19.
Ia bersyukur, karena dua pasien Covid-19 yang mendapatkan plasma konvalesen itu akhirnya sembuh.
Selain plasma konvalesen, kata Sriyanto, untuk menyembuhkan pasien Covid-19 diberikan obat tocilizumab dan alat penyuplai oksigen dosis tinggi (HNFC).
“Kalau dipakai tiga itu banyak tertolongnya,” demikian Sriyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.