BANDUNG, KOMPAS.com - Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics meluncurkan Bio Saliva, alat uji pendeteksi Covid-19 dengan metoda kumur (gargling).
Metode ini dinilai jauh lebih nyaman untuk mendeteksi virus Covid-19 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.
"Bio Saliva merupakan pelengkap dari produk sebelumnya, mBioCov19," ujar ujar CTO Nusantics, Revata Utama dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).
Baca juga: Bio Farma: 7,8 Juta Vaksin Covid-19 Siap Digunakan Juli 2021
Revata menjelaskan, proses pengembangan produk ini melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positif Covid-19, baik pasien rawat jalan, rawat inap, dan riset validasi selama 7 bulan.
Uji validasi sendiri telah selesai dilakukan bersama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), dan Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK).
Biosaliva telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Revata menjelaskan, Bio Saliva memiliki banyak keunggulan dibanding alat uji yang beredar di pasaran.
Baca juga: Bio Farma: Distribusi 3,8 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Tunggu Instruksi Kemenkes
Sampel yang digunakan dalam proses pengembangan produk, seluruhnya berasal dari pasien Indonesia, sehingga memiliki kesesuaian dengan penduduk Indonesia.
Bio Saliva dapat mendeteksi hingga angka CT 40 dan memiliki performance yang sangat baik untuk CT kurang dari 35 dengan sensitivitas hingga 93,57 persen.