Feri yang juga Dekan Fateta ini menyebutkan munculnya ide menciptakan pangan darurat bencana ini berawal dari banyaknya musibah bencana yang melanda Indonesia.
Kemudian dalam setiap musibah bantuan bencana yang diberikan adalah berupa mie instan.
"Kemudian dari Sumbar sering dibantu rendang. Tapi itu hanya berupa rendang saja. Nah, kemudian muncul ide untuk menciptakan nasi rendang instan," kata Feri.
Setelah muncul ide, kemudian dibentuk tim yang terdiri dari dosen Fateta.
Baca juga: “Puji Tuhan, Hari Ini, Saudara-saudara Kita dari Sumatera Barat Bawa Rendang”
Selama tiga bulan bekerja, akhirnya memunculkan pangan darurat bencana berupa nasi rendang dan nasi dendeng instan yang bisa tahan selama satu tahun.
Menurut Feri, nasi rendang instan itu dibuat melalui proses sterilisasi dan kemudian dibungkus plastik kedap udara sehingga tidak terkontaminasi bakteri.
"Ini berupa nasi dan sayuran kering serta rendang atau dendengnya yang dilengkapi dengan pil pemanas," kata Feri.
Sebelum dimakan, nasi rendang itu cukup dipanaskan dengan pil pemanas yang sudah disediakan.
"Cara menyajikannya hanya membutuhkan air dingin. Air itu dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disediakan di balik bungkusan nasi kemudian dimasukkan pil pemanas sehingga memunculkan uap panas. Uap itu yang membuat nasi dan sayur kembali siap saji," kata Feri.
Baca juga: 1,5 Ton Rendang, Simbol Cinta Warga Sumbar untuk Korban Banjir NTT
Feri mengatakan nasi rendang itu diperkenalkan pada acara Dies Natalis Fateta ke-13, Selasa (8/6/2021) di kampus Unand, Limau Manis.
"Pengenalan awalnya dilakukan pada Dies Natalis ini. Selanjutnya setelah hasil labor dan izin keluar baru kita luncurkan," kata Feri.
Feri mengaku saat ini pihaknya sudah banyak ditawari investor untuk mengkomersialkan hasil risetnya tersebut.
Namun demikian, pihaknya terlebih dahulu menyerahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumbar.
"Kalau harga satu bungkus nasi rendang itu bisa mencapai Rp 30.000 satu bungkus. Tapi ini kita serahkan dulu ke Pemprov Sumbar," kata Feri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.