Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Stok Oksigen di Jabar Tidak Merata, Kang Emil Berupaya Perbaiki Manajemen Distribusi

Kompas.com - 02/07/2021, 16:50 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya berupaya memperbaiki neraca kebutuhan dan kekurangan daerah terkait ketersediaan oksigen untuk rumah sakit (rs) di wilayahnya.

Secara umum, kata dia, produksi oksigen di Jabar terkendali. Namun, stok oksigen di setiap daerah tidak seimbang dengan kebutuhan tiap rs.

“Memang secara provinsi pasokan oksigen memadai. Akan tetapi apabila salah satu daerah seperti Depok krisis, maka kami ambil suplai oksigen dari Bandung Raya dan sekitarnya," ujar Ridwan Kamil, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (1/7/2021).

Untuk itu, gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana agar terlibat dalam manajemen distribusi oksigen di seluruh rs Jabar.

Baca juga: Stok Oksigen Menipis, Dinkes Nganjuk: Uangnya Ada, Tapi Barangnya Tidak Ada di Pasar

“Sudah kami tugaskan BUMD Jasa Sarana melakukan manajemen suplai oksigen untuk rs di Jabar. Dengan begitu, kami memiliki data terperinci terkait kelebihan dan kekurangan stok oksigen,” katanya, Jumat.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 10 armada truk guna membantu proses kelancaran distribusi oksigen. 

Sebab, kata dia, posisi Jasa Sarana berperan sebagai back up system.

“Kami siapkan SDM dan armada apabila Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jabar meminta pengiriman oksigen ke rs. Pengambilan oksigen bisa fokus di Jabar atau jika darurat kami siap mengambil ke luar Jabar,” ujar Hanif.

Baca juga: Cerita Mereka yang Kesulitan Cari Oksigen untuk Orang Tua yang Sesak Napas

Ia menyatakan, pihaknya siap membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dalam penyediaan infrastruktur kesehatan. Mulai dari rumah sakit hingga penanganan kebutuhan logistik Covid-1.

“Sejak awal kami sudah ditugaskan Pemprov. Sekarang, kami diminta membantu dalam hal memperlancar distribusi oksigen ke rumah sakit,” kata Hanif.

Kendati demikian, ia mengaku, pihaknya mengalami beberapa kendala dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Selain keterbatasan armada pengiriman, kendala yang dialami adalah ketersediaan tabung oksigen.

Baca juga: Berburu Tabung Oksigen di Banjarnegara, Sehari Butuh 100 Tabung, Pegawai RS Temui Peternak Ikan

Padahal, lonjakan pasien positif Covid-19 mengharuskan kebutuhan oksigen di sejumlah rs selalu tersedia.

“Karena kendala ini, kami meminta pihak rumah sakit melakukan pengiriman mandiri atau mengambil langsung. Namun, kami juga terlibat di sana. Kami akan membantu pengambilan oksigen untuk dikirim ke rs,” imbuh Hanif.

Tak hanya itu, ia mengatakan, pihaknya akan menyesuaikan kondisi di lapangan dalam pengiriman oksigen ada di produsen, distributor, atau agen.

Jasa Sarana sendiri sudah memiliki pengalaman lewat kolaborasi antara anak usaha PT Jabar Laju Transindo dengan PT Jasa Medivest.

Baca juga: Permintaan Melonjak, Antrean Pengisian Tabung Oksigen Mengular di Sawangan Depok

Sebelumnya, kedua perusahaan terbuka itu ditugaskan untuk mengambil limbah medis di 500 titik fasilitas layanan kesehatan yang ada di Jabar.

Skill dan sumber daya manusia (SDM) PT Jabar Laju Transporter nantinya akan diadopsi oleh anak perusahaan lain, yakni Usaha Bersama Jabar (UBJ),” ucap Hanif.

Untuk diketahui, UBJ merupakan salah satu badan yang terlibat dalam penugasan pasokan oksigen di Jabar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com