Pada awalnya hal ini banyak mengundang kritik dari para dalang senior. Namun tidak sedikit pula yang mendukung inovasi Ki Manteb.
Baca juga: Ki Manteb Meninggal Dunia Saat Isolasi Mandiri karena RS Penuh
Keahlian Ki Manteb dalam olah sabet tidak hanya sekadar adegan bertarung saja, tetapi juga meliputi adegan menari, sedih, gembira, terkejut, mengantuk, dan sebagainya.
Selain itu ia juga menciptakan adegan flashback yang sebelumnya hanya dikenal dalam dunia perfilman dan karya sastra saja.
Ia berpendapat jika ingin menjadi dalang sabet yang mahir, maka harus bisa membuat wayang dengan tangannya sendiri.
Baca juga: Ki Manteb Soedharsono Tutup Usia, Indonesia Kehilangan Sokok Dalang Kondang Kelas Dunia
Walaupun mendalang sejak masih kecil, popularitas Ki Manteb sebagai seniman tingkat nasional diperhitungkan saat ia menggelag pertunjukan Banjaran Bima sebulan sekali selama setahun penuh di Jakarta pada tahun 1987.
Pergelaran tersebut diselenggarakan setiap bulan sebanyak 12 episode sejak kelahiran sampai kematian Bima, tokoh Pandawa.
Pertunjukan Banjaran Bima berawal saat meninggalnya Ki Narto Sabdo pada tahun 1985.
Saat itu seorang penggemar berat Ki Narto yang bernama Soedharko Prawiroyudo sangat kehilangan.
Baca juga: Sebelum Sakit dan Meninggal, Ki Manteb Sempat ke Jakarta untuk Menghadiri Pentas Wayang
Ia kemudian bertemu dengan Ki Manteb murid dari Ki Narto. Karena dianggap memiliki kemiripan dengan sang guru, Ki Manteb diundang untuk mendalang di khitanan putra Soedharko.
Sejak itu, hubungan Sudarko dengan Ki Manteb semakin akrab.
Sudarko pun bertindak sebagai promotor pergelaran rutin Banjaran Bima di Jakarta yang dipentaskan oleh Ki Manteb sebulan sekali selama setahun.
Ki Manteb mengaku, Banjaran Bima merupakan tonggak bersejarah dalam hidupnya. Sejak itu namanya semakin terkenal.
Bahkan, pada tahun '90-an, tingkat popularitasnya telah melebihi Ki Anom Suroto, yang juga menjadi kakak angkatnya.
Baca juga: Dalang Ki Manteb Soedharsono Meninggal, Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
Bahkan, pada tahun 1990-an, tingkat popularitasnya telah melebihi Ki Anom Suroto, yang juga menjadi kakak angkatnya.