Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenggelamnya KMP Yunicee, Dugaan Air Sudah Masuk Sebelum Berangkat hingga Data Manifes Berubah-ubah

Kompas.com - 02/07/2021, 12:47 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Penyebab pasti tenggelamnya KMP Yunicee di perairan Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada Selasa (29/6/2021) lalu masih menjadi tanda tanya.

Perkiraan sementara, kapal tenggelam karena diterjang ombak tinggi dan terseret arus.

Namun, dalam perkembangannya, sejumlah dugaan muncul. Salah satunya mengenai kondisi kapal yang sudah kemasukan air sejak awal. 

Baca juga: Kisah Aurel, Bocah yang Selamat dari Tragedi KMP Yunicee, Orangtua dan Kakak Belum Ditemukan

Diduga air sudah masuk ke kapal sejak berangkat

Menurut pengakuan seorang penumpang bernama Nyoman Suryawan (34), air sudah masuk ke kapal sejak berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Ia bersama teman-temannya yang merupakan sopir truk sempat bertanya ke salah satu anak buah kapal (ABK). Apakah kapal berani berjalan, mengingat air sudah ada di lantai geladak bawah.

"Begitu kita udah naik kapal, airnya itu sudah naik dan saya sempat tanya sama teman-teman, gimana ini berani enggak. Tunggu sebentar saya mau tanya kapten dulu, ABK-nya naik, tanya ke kapten, katanya berani jalan," kata Suryawan (34), Selasa (29/6/2021) malam.

Baca juga: KMP Yunicee Tenggelam di Perairan Gilimanuk, Tim SAR Diterjunkan

Kapal miring

Proses pencarian penumpang KMP Yunicee di perairan Pelabuhan Gilimanuk Bali Basarnas Bali Proses pencarian penumpang KMP Yunicee di perairan Pelabuhan Gilimanuk Bali

Saat di pertengahan jalan, ia merasa kapal dalam kondisi miring. Salah satu truk temannya lantas diminta bergeser.

"Sudah pertengahan jalan kalau enggak salah kapalnya miring, dan sempat dipindah mobil teman saya yang belakang," kata dia.

Ketika kapal terasa makin miring, ia diminta mengenakan life jacket. Hingga akhirnya kapal buatan tahun 1992 ini tenggelam di dekat Pelabuhan Gilimanuk.

Baca juga: Tangis Ibunda Korban KMP Yunicee: Tak Biasanya Dia Cium Saya Beberapa Kali

 

Personel Basarnas melakukan penyisiran untuk mencari korban KMP Yunicee di perairan Selat Bali, Rabu (30/6/2021). Petugas SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian korban KMP Yunicee yang tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa (29/6) malam dan telah menemukan tujuh jenazah korban meninggal dalam peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.FIKRI YUSUF Personel Basarnas melakukan penyisiran untuk mencari korban KMP Yunicee di perairan Selat Bali, Rabu (30/6/2021). Petugas SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian korban KMP Yunicee yang tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa (29/6) malam dan telah menemukan tujuh jenazah korban meninggal dalam peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Terjadi sangat cepat

Seorang korban selamat lain bernama Kadek Novi Ayu Antari (14) mengatakan, kejadian tenggelamnya kapal ini sangat cepat.

Saat di perairan Gilimanuk, ia melihat seorang anak buah kapal mengumumkan bahwa air masuk ke kapal karena ada yang bocor.

"Katanya ada yang bocor dan penumpang diminta memakai life jacket, setelah pakai pelampung, kapal terbalik," katanya di Pelabuhan Ketapang.

Dalam kepanikan, Novi mengambil jaket pelampung dan terjun ke laut. Sempat terbawa arus, ia beruntung karena diselamatkan kapal yang lewat.

"Sempat terbawa arus dan terpisah dari penumpang lain," katanya.

Baca juga: 23 Korban Selamat Tak Masuk Manifes KMP Yunicee yang Tenggelam

Sanggah kapal kemasukan air sejak awal

Kepala Satuan Pelayanan pada Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) XI Jawa Timur Rocky Surentu mengatakan tak mungkin air sudah masuk ke kapal saat masih di Pelabuhan Ketapang.

Menurutnya jika memang ada air masuk sebelum berangkat, maka tak akan ada penumpang yang bersedia naik kapal.

"Kalau sudah masuk air mana ada penumpang yang masuk. Penumpang yang kita tanya, bilang tidak seperti itu," katanya saat dihubungi, Kamis (1/7/2021).

Menurutnya air masuk ke kapal setelah mulai goyang dihantam ombak di Perairan Gilimanuk.

"Dipikir secara logika, kalau memang air masuk orang lihat air, enggak mau juga motornya karatan kena air, apalagi sandalnya sepatunya masuk air enggak mau dia naik," kata dia.

Baca juga: Telusuri Dugaan Kelalaian, Polisi Periksa Nakhoda hingga ABK KMP Yunicee

 

Petugas Sat Polair melakukan penyisiran untuk mencari korban KMP Yunicee di perairan Selat Bali, Rabu (30/6/2021). Petugas SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian korban KMP Yunicee yang tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa (29/6) malam dan telah menemukan tujuh jenazah korban meninggal dalam peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.FIKRI YUSUF Petugas Sat Polair melakukan penyisiran untuk mencari korban KMP Yunicee di perairan Selat Bali, Rabu (30/6/2021). Petugas SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian korban KMP Yunicee yang tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa (29/6) malam dan telah menemukan tujuh jenazah korban meninggal dalam peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Simpang siur data manifes

Saat ini tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab kecelakaan KMP Yunicee.

Investigasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data terkait kecelakaan kapal ini. Termasuk adanya dugaan penumpang yang tak masuk dalam manifes kapal.

Terkait manifes, data yang berkembang juga terus berubah.

Baca juga: Kenang Korban Tewas KMP Yunicee, Ibunda: Dia Ingin Gajinya untuk Adik dan Berkurban

Sejumlah nama penumpang baik yang selamat dan meninggal dunia tak masuk manifes.

Pada Rabu (30/6/2021) malam, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiadi menyebutkan, korban yang selamat yakni 36 orang yang dievakusasi ke Pelabuhan Ketapang.

Ada 3 korban selamat dan 7 korban meninggal dunia dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk.

Kemudian, data manifes yakni penumpang 41 orang, ABK 13 orang, dan 3 orang yang bertugas di kantin. Sehingga totalnya 57 orang.

Adapun korban yang masih dinyatakan hilang dari nama yang ada di manifes sebanyak 5 orang. Namun, di luar itu, ada 11 nama yang terindikasi hilang dan tak masuk dalam manifes.

Sebanyak 11 nama ini dilaporkan oleh pihak keluarga di Posko Gilimanuk.

Baca juga: Duka Keluarga Tragedi KMP Yunicee: Kami Syok, Mereka Berdua Telah Pergi

"Kemarin sampai sekarang laporan yang masuk ke Posko Gilimanuk, menyangkut masalah orang yang hilang, dari keluarganya diindikasikan ada dalam kapal sekitar 16 orang, dan 5 orang ada di manifes. Namun, 11 orang tidak masuk manifes," kata Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiadi, di Pelabuhan Ketapang, Rabu (30/6/2021) malam.

Dari 11 nama orang yang tak ada di manifes ini, menurutnya, kemungkinan ada di kapal dan kemungkinan tidak.

 

Ilustrasi laut, samudra, lautan Ilustrasi laut, samudra, lautan
Kemudian data penumpang yang ada di kapal kembali diperbarui pada Kamis (1/7/2021) malam. Basarnas Bali menyebutkan, korban meninggal akibat tragedi itu berjumlah tujuh orang.

Sebanyak 51 penumpang selamat dan 18 orang masih dicari.

"Verifikasi dan validasi data bersama Basarnas, Operator Kapal, ASDP, Polairud, Polres Jembrana, TNI AL dan BPTD. Dalam pembahasan itu didapatkan jumlah POB yang berada di KMP Yunicee sebanyak 76 orang," kata Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (2/7/2021).

Sebanyak 76 orang yang diduga berada di KMP Yunicee itu terdiri dari 60 orang penumpang dan 16 ABK.

Penyeberangan (TSDP) Ditjen Hubdat Kemenhub Cucu Mulyana mengatakan, ada sejumlah penyebab mengapa hal ini terjadi.

Menurutnya, kemungkinan penumpang yang membeli tiket secara online di situs Ferizy mengisi namanya tak sesuai kartu tanda penduduk.

Sehingga, nama yang ada di manifes bisa berbeda dengan identitas penumpang.

"Pada saat mengisi ferizy online, asal saja pengen cepat, misal nama Cucu Mulyana, kemudian mengisi namanya Nana, ini contoh," kata Cucu, di Pelabuhan Ketapang, Rabu (30/6/2021).

Penyebab yang lain yakni adanya penumpang yang merupakan petugas di pelabuhan.

Baca juga: KMP Yunicee Tenggelam, Berikut Identitas 39 Penumpang yang Selamat...

Terkadang, petugas yang bertugas di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, rumahnya berada di kawasan Ketapang, Banyuwangi.

Ketika petugas ini naik kapal, yang bersangkutan tidak tercatat di manifes.

"Kami akan melakukan pembenahan secara komperhensif. Itulah kami akan dalami, ini momen untuk pembenahan terkait manifes," kata dia.

Saat ini Polda Bali sedang mengusut dugaan kelalaian dalam insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee di perairan Pelabuhan Gilimanuk Bali pada Selasa (29/6/2021).

Hal itu untuk mengetahui penyebab tenggelamnya KMP Yunicee. Sebanyak tujuh penumpang tewas dalam insiden itu.

"Kita memperjelas penyebab dari tenggelammya KMP Yunicee karena ada korban meninggal dunia apakah ada kelalaian atau karena cuaca," kata Dirpolair Polda Bali Kombes Toni Aridadi saat dihubungi, Jumat (2/7/2021).

Menurut Toni, Polda Bali telah memeriksa nakhoda, anak buah kapal (ABK), agen kapal, dan penumpang yang selamat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

Regional
Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang 'Malas'

Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang "Malas"

Regional
Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Regional
Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Regional
Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com