SURABAYA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya tidak hanya memperhatikan kondisi kesehatan fisik pasien positif Covid-19 yang dirawat.
Mereka juga memperhatikan masalah psikologis pasien Covid-19 yang harus dibangkitkan kembali. Hal itu dilakukan agar kondisi pasien tidak memburuk karena tekanan.
"Melalui program Teman Curhat pasien RSLI akan didampingi para psikolog dan konselor untuk konseling masalah psikologi dan menjadi teman curhat online via WA. Akan disediakan waktu sehari tiga kali untuk penjadwalan konseling yang ditetapkan," kata Ketua Yayasan Kreativitas Membangun Seluruh Indonesia (YKMS) Soffy Balgies pada Jumat (2/7/2021).
YKMS telah bekerja sama dengan RSLI Surabaya untuk menangani psikologis pasien Covid-19.
Soffy mnyampaikan, kegiatan itu merupakan bukti kepedulian karena para psikolog dan konselor Teman Curhat prihatin melihat meningkatkan kasus Covid-19 di Jawa Timur.
Baca juga: 1.146 Warga Mengungsi akibat Kerusuhan di Yalimo
"Relawan pendampingan psikologi ini memiliki kemampuan sebagai psikolog dan konselor, dan memiliki sertifikat pelatihan kesehatan mental dan atau penanganan psikososial pada penyintas serta memiliki dasar PFA (psychology first aid)," ujar dia.
Beberapa relawan memiliki pengalaman sebagai konselor program Sejiwa 119, penanganan trauma healing di daerah kebencanaan, dan terapi untuk anak korban kekerasan seksual.
"Sebelum menangani pasien RSLI mereka dibekali pemahaman tentang kondisi RSLI, sehingga dalam penanganan pasien RSLI dapat berlangsung dengan baik dan sesuai dengan kondisi yang ada," ujarnya.
Relawan Pendamping PPKPC-RSLI Sita Pramesthi menjadi penanggung jawab terhadap penanganan psikologis pasien Covid-19.
Sita mengatakan, dengan adanya tenaga profesional yang mumpuni di bidang konseling, bisa membantu pasien Covid-19 yang tertekan sejak dinyatakan terkonfirmasi positif.
“Program ini menjawab kebutuhan pasien akan pendampingan secara psikologis, pasien bisa mengungkapkan jika ada hal yang mengganjal pikirannya sehingga pasien tidak lagi cemas dan panik. Kondisi pasien yang gelisah bisa mengganggu imunitas sehingga memperlambat proses penyembuhan,” ungkap Sita.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.