Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pajero Tabrak Jembatan lalu Terjun ke Sungai | Kritikan Instruksi “Lockdown” 7.000 RT Zona Merah

Kompas.com - 02/07/2021, 06:16 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kecelakaan maut terjadi di Desa Sukaraja, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (30/6/2021).

Sebuah mobil Mitsubishi Pajero menabrak jembatan, lalu terjun ke sungai. Mobil berwarna putih itu ditumpangi satu keluarga.

Akibat peristiwa tragis itu, empat orang tewas dan satu selamat.

Berita populer lainnya adalah seputar kritikan terhadap instruksi lockdown 7.000 Rukun Tetangga (RT) berstatus zona merah.

Instruksi tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo untuk menekan penyebaran Covid-19.

Akan tetapi, instruksi itu mendapat kritikan dari anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Jateng.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

1. Kronologi kecelakaan Pajero tabrak jembatan

Proses evakuasi mobil Mitsubishi Pajero berpenumpang satu keluarga yang terjun ke Sungai Segonang di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel, Rabu (30/6/2021) pagi. Empat orang tewas dalam kecelakaan itu yakni ayah dan tiga anaknya.KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG Proses evakuasi mobil Mitsubishi Pajero berpenumpang satu keluarga yang terjun ke Sungai Segonang di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel, Rabu (30/6/2021) pagi. Empat orang tewas dalam kecelakaan itu yakni ayah dan tiga anaknya.

Mobil Mitsubishi Pajero yang berisi satu keluarga mengalami kecelakaan di Ogan Komering Ilir.

Mobil berwarna putih itu menabrak jembatan, lalu terjun ke Sungai Segonang.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ogan Komering Ilir AKBP Alamsyah Pelupessy mengatakan, mobil itu melaju dari arah Belitang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, menuju Palembang.

Diduga ada kendala teknis, mobil tersebut lantas menabrak pagar jembatan dan tercebur ke sungai.

"Akibat kejadian itu, empat orang terdiri dari ayah dan tiga anak meninggal di tempat. Sementara istri atau ibu ketiga anak tersebut selamat setelah ditolong warga," ujar Alamsyah, Rabu (30/6/2021).

Kejadian ini sedang diselidiki oleh Satuan Lalu Lintas Polres Ogan Komering Ilir untuk memastikan penyebabnya.

Baca selengkapnya: Pajero Tabrak Jembatan lalu Terjun ke Sungai, Suami dan 3 Anak Tewas, Istri Selamat

 

2. Instruksi Ganjar tuai kritik

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.DOK. Humas Pemprov Jateng Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.

Untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di Jateng, Gubernur Ganjar Pranowo menginstruksikan me-lockdown 7.000 RT yang berstatus zona merah.

Hal tersebut mendapat kritikan dari Wakil Ketua Komisi C DPRD Jateng Sriyanto Saputro.

Menurutnya, kebijakan tersebut bias, sehingga menimbulkan kebingungan warga.

Pasalnya, jumlah RT di Jateng sangat banyak. Apalagi, instruksi tersebut belum ada panduan yang jelas.

"Istilah lockdown kan sudah begitu banyak dikenal masyarakat. Nah jika diterapkan, yang ada di benak masyarakat akan ada kompensasi dari pemerintah guna menanggung segala kebutuhan hidupnya. Padahal kebijakan ini belum jelas," paparnya, Rabu (30/6/2021).

Semestinya, kata Sriyanto, kebijakan ini harus diikuti dengan langkah konkret.

Baca selengkapnya: Instruksi Ganjar soal Lockdown 7.000 RT Berstatus Zona Merah di Jateng Tuai Kritik

3. Awalnya tak percaya Covid-19, akhirnya…

Antrean ambulans pembawa pasien Covid-19 berjubel di depan IGD RSUD Kota Tasikmalaya. Beberapa di antaranya membawa pasien yang terpaksa dirawat darurat di ambulans karena antrean panjang, Kamis (24/6/2021).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Antrean ambulans pembawa pasien Covid-19 berjubel di depan IGD RSUD Kota Tasikmalaya. Beberapa di antaranya membawa pasien yang terpaksa dirawat darurat di ambulans karena antrean panjang, Kamis (24/6/2021).

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf menyampaikan, masyarakat perkampungan di Tasikmalaya awalnya tidak percaya Covid-19 itu ada.

Berdasar pengalaman Yusuf, ia beberapa kali menemui warga yang seharusnya isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19, malah keluyuran di lingkungannya.

Seorang warga, Zunarnya Kasmita (60), menuturkan, awalnya warga di kampungnya tidak percaya Covid-19.

Akhirnya mereka menjadi percaya gara-gara indera penciumannya tidak berfungsi. Banyak warga yang juga merasakannya.

"Mereka baru bilang, awalnya tak percaya Covid-19, enggak akan kena kita di kampung, bebas aja. Tapi setelah positif, bingung rumah sakit penuh. Katanya, kita mau dirawat dimana ini?" ungkap warga Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021).

Baca selengkapnya: Dulu Bilang, Enggak Akan Kena Covid Kita di Kampung, tapi Setelah Positif Bingung Rumah Sakit Penuh...

 

4. Panen porang, petani raih omzet ratusan juta Rupiah

Seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memerlihatkan tanaman porang yang baru dipanen. Petani mengaku untung besar karena nilai jualnya yang tinggi di pasaran saat ini.KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memerlihatkan tanaman porang yang baru dipanen. Petani mengaku untung besar karena nilai jualnya yang tinggi di pasaran saat ini.

Sebanyak 10 ton porang sudah dipanen oleh petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Para petani bersuka cita menyambut panen perdana. Pasalnya, porang yang mereka tanam, tampak mengesankan. Misalnya, dari segi bobot, ada yang mencapai 8 kilogram.

Seorang petani porang, Dani (40), mengaku, harga jualnya pun menggiurkan. Untuk harga jual di tingkat petani, saat ini seharga Rp 7.000 per kilogram umbi basah.

Hal ini berdampak pada omzet yang didapat. Omzet yang diperoleh Dani bisa mencapai Rp 210 juta, dari modal produksi Rp 100 juta.

“Alhamdulilah sudah ada yang siap tampung. Menunggu semua beres panen dulu,” tuturnya, Selasa (29/6/2021).

Melihat capaiannya ini, dia optimistis bisa memanen 30 ton porang.

Baca selengkapnya: Pesta Porang, Petani Cianjur Untung Besar

5. Gelar PPKM Darurat, Ridwan Kamil minta maaf

Gubernur Jawa Barat Ridwan KamilHumas Pemprov Jabar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta maaf kepada masyarakat di daerahnya karena bakal menggelar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Saya mohon maaf kepada seluruh warga Jabar karena 27 daerah akan mengalami situasi kurang menyenangkan selama dua minggu ke depan. Tapi, itu semata untuk mengendalikan Covid-19," ungkapnya, Kamis (1/7/2021).

Pria yang kerap disapa Emil ini menerangkan, sesuai kebijakan pusat, PPKM Darurat ini bakal mengetatkan aktivitas warga. Dari mal, tempat ibadah, dan lokasi wisata bakal ditutup.

Emil merinci, di Jabar bakal ada 27 kabupaten/kota yang mengikuti PPKM Darurat.

Adapun PPKM Darurat akan dimulai pada 3-20 Juli 2021 di Pulau Jawa dan Bali.

Baca selengkapnya: Ridwan Kamil: Mohon Maaf, Seluruh Warga Jabar...

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ogan Komering Ilir Amriza Nursatria; Kontributor Semarang, Riska Farasonalia; Kontributor Cianjur, Firman Taufirrahman; Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani | Editor: Aprillia Ika, Dony Aprian, Abba Gabrillin, I Kadek Wira Aditya)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com