TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dalam beberapa pekan ini kasus Covid-19 di Tasikmalaya naik. Meski demikian, masih ada masyarakat di perkampungan Kota Tasikmalaya awalnya tak percaya adanya penyebaran Covid-19.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf, beberapa kali bahkan menyampaikan jika pihaknya masih menemui adanya warga positif Covid-19 yang seharusnya isolasi mandiri di rumahnya malah berkeliaran seenaknya di lingkungannya.
Salah satu warga bercerita, awalnya warga di kampungnya tidak percaya Covid-19. Namun kemudian mereka ada yang kehilangan indera penciuman dan perasa.
Baca juga: Pengakuan Suami Bongkar Makam Istri Positif Covid-19 dan Baru Dikubur 5 Hari: Saya Penasaran
Kemudian, hampir semua warga di lingkungan sekitarnya merasakan hal sama seusai berinteraksi tanpa protokol kesehatan.
"Mereka baru bilang, awalnya tak percaya Covid-19, enggak akan kena kita di kampung, bebas aja. Tapi setelah positif, bingung rumah sakit penuh. Katanya, kita mau dirawat dimana ini?" kata Zunarya Kasmita (60), seorang warga asal Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis siang.
"Sudah kejadian baru sadar, sebelum kejadian enggak mau dengar sama sekali," katanya.
Hal sama diungkapkan, Rimsyah Ananda (47), warga Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, yang menemukan hal sama hampir di tiap perkampungan masyarakat beranggapan bahwa Covid-19 tak berbahaya.
Baca juga: Sebelum Divaksin Saya Was-was Ada Efek Samping, Ternyata Usai Disuntik Tidak Apa-apa...
Mereka menjalani kegiatan sehari-harinya tanpa menjalankan protokol kesehatan.
Bahkan, ada yang beranggapan bahwa memakai masker hanya saat ke wilayah perkotaan saja supaya hanya tak ditilang petugas Kepolisian.
"Kalau di kampung memang kayak gitu. Minim sekali menjalankan prokes. Sudah kejadian baru mereka sadar," kata Rimsyah.
"Bahkan ada yang positif masih bebas saja nongkrong-nongkrong dan bilang bahwa tak akan menular. Ini yang sangat bahaya pendidikan rendah jadi pemicu penyebaran cepat, enggak peduli ke orang lain di sekitarnya," lanjut Rimsyah.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Terus Naik, Sekda Tasikmalaya: Waktunya Tegas bagi Warga Bandel
Rimsyah pun mengaku sangat setuju dengan adanya petugas tracing tingkat RT yang akan diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Menurut dia, sesekali masyarakat harus dipaksa sadar dan jangan menunggu sudah terkena positif baru mereka yang tak taat prokes mengemis ingin dibantu penanganannya.
"Setuju, setuju sekali. Mudah-mudahan yang masih berpikiran seperti cepat sadar. Yang kena gejala dan positif Covid-19 itu bukan aib. Tapi, harus diobati dan sadar diri taat prokes supaya tak menimpa orang di dekatnya," ujar dia.
Baca juga: Darurat Covid-19 di Tasikmalaya, Permintaan Tabung Oksigen Naik 300 Persen