Sampai akhirnya barus tersadar setelah menderita sakit flu disertai hilang indra penciuman, tak merasakan rasa, sesak napas, dan kondisinya tubuhnya turun dengan dinyatakan positif Covid-19.
Bahkan, hampir semua warga di lingkungan sekitarnya merasakan hal sama seusai berinteraksi tanpa protokol kesehatan.
"Mereka baru bilang, awalnya tak percaya Covid-19, gak akan kena kita di kampung, bebas aja. Tapi setelah positif, bingung rumah sakit penuh. Katanya, kita mau dirawat dimana ini. Sudah kejadian baru sadar, sebelum kejadian gak mau dengar sama sekali," kata Zunarya Kasmita (60), seorang warga asal Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis siang.
Hal sama diungkapkan, Rimsyah Ananda (47), warga Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, yang menemukan hal sama hampir di tiap perkampungan masyarakat beranggapan bahwa Covid-19 tak berbahaya.
Baca juga: Sekda Kota Tasik Ancam Kelurahan: Saya Ingatkan, Jangan Ada Warga Isoman Berkeliaran
Mereka menjalani kegiatan sehari-harinya tanpa menjalankan protokol kesehatan.
Bahkan, ada yang beranggapan bahwa memakai masker hanya saat ke wilayah perkotaan saja supaya hanya tak ditilang petugas Kepolisian.
"Kalau di kampung memang kayak gitu. Minim sekali menjalankan prokes. Sudah kejadian baru mereka sadar," kata Rimsyah.
"Bahkan ada yang positif masih bebas saja nongkrong-nongkrong dan bilang bahwa tak akan menular. Ini yang sangat bahaya pendidikan rendah jadi pemicu penyebaran cepat, gak peduli ke orang lain di sekitarnya," lanjut Rimsyah.