BANYUWANGI, KOMPAS.com - Tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee ketika akan sandar di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, menyisakan duka bagi keluarga korban.
Salah satu korban meninggal yang ditemukan yakni ANP, asal Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur.
ANP merupakan putri sulung suami istri Harianto dan Istiana.
Baca juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Kakak Adik Korban Tenggelamnya KMP Yunicee
Dikenal sebagai pribadi baik, 6 tahun bekerja di Pelabuhan Gilimanuk
Selama hidupnya, ANP dikenal sebagai pribadi yang baik.
Selain berbakti kepada kedua orangtuanya, ANP juga mendedikasikan penghasilannya bekerja untuk membantu adik-adiknya yang masih bersekolah.
ANP merupakan karyawan yang sudah bekerja selama 6 tahun sebagai penjaga tiket di Pelabuhan Gilimanuk.
Pada hari Selasa malam, ia hendak menuju tempat kerjanya. Saat itu, ia mendapat giliran bekerja malam bersama enam orang kawannya.
Beberapa hari sebelumnya, ia sempat mengutarakan keinginannya untuk berkurban.
"Dia ingin gajinya besok untuk bantu diberikan adiknya dan kurban (Idul Adha)," kenang sang ibu.
Baca juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Kakak Adik Korban Tenggelamnya KMP Yunicee
"Dia selesai mengantarkan saya lomba paduan suara PKK. Tak seperti biasanya, dia mencium saya beberapa kali sambil memberi semangat," cerita Istiana kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di rumah duka, Rabu (30/6/2021).
"Ada apa kok tiba-tiba gini?" lanjut Istiana mengulang percakapannya dengan sang putri saat itu.
"Tidak apa-apa, Bu. Aku sayang ibu, ayah dan adik-adik. Rawat mereka ya, Bu," ungkap Istiana menirukan jawaban gadis berusia 23 tahun tersebut.
Bupati Ipuk yang datang berkunjung pun terus membesarkan hati keluarga.
Baca juga: Zona Merah di Jatim Bergeser ke Bondowoso, Banyuwangi dan Madiun, Ini Kata Satgas Covid-19
“Yang sabar nggeh, Bu. Insya Allah beliau syahid karena berpulang saat akan berangkat kerja mencari nafkah,” ujar Ipuk.
“Saya yakin anak ibu adalah anak yang salihah, apalagi tadi beliau berniat untuk kurban saat Idul Adha nanti dari gaji yang didapatkan,” imbuh Ipuk sembari menenangkan ibunda korban.
Ipuk dan keluarga korban lantas melakukan doa bersama, dipimpin mantan aktivis pelajar NU, Ayung Notonegoro.
"Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan duka yang mendalam atas musibah ini. Kami berdoa agar korban yang telah berpulang mendapat tempat termulia di sisi Allah SWT," ungkap Ipuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.