Di tengah perjalanan kapal mulai miring ke kiri dan oleh mualim, kapal dibelokkan ke pantai terdekat. Ada beberapa penumpang yang tewas tenggelam antara lain nahkoda, mualim, serta seorang ibu dan anaknya.
Saat tenggelam di perairan Selat Bali, kapal Rafelia 2 diketahui mengangkut 33 kendaraan dan 70 penumpang.
Baca juga: Jonan: Bangkai Kapal Rafelia Harus Diangkat
Sebanyak 16 dumptruck di antaranya membawa limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari pembakaran batu bara yang akan dibawa ke Jawa Timur.
Dengan total 765,26 ton, disebutkan kapal Rafelia 2 tenggelam karena kelebihan muatan hingga 599 ton.
Kapal Rafelia 2 sendiri dibuat di Jepang tahun 1993 dan beroperasi di Jepang sampai tahun 2009. Kapal tersebut kemudian pindah ke Filipina dari 2009 hingga 2011.
Pada tahun 2012-2014 kapal itu melayani penyeberangan Padang Bai Bali-Lembar Lombok. Tahun 2015, Rafelia 2 melayani rute Surabaya-Ende hingga berakhir di Selat Bali.
Baca juga: Ini Salah Satu Penyebab Kapal Rafelia 2 Tenggelam Menurut KNKT
KMP Labitra Adinda terbakar di Selat Bali saat berlayar dari Pelabuhan Gilimanuk Bali menuju Pelabuhan LCM Ketapang, Banyuwangi Kamis (17/5/2018), pukul 14.00 WIB.
Kapal tersebut mengangkut 5 truk, 5 tronton, dua sepeda motor, 18 penumpang, serta 12 kru kapal.
Api pertama kali keluar dari mesin kapal bagian belakang dan diketahui oleh kru kapal ketika kapal menunggu antrean bersandar di Pelabuhan LCM Ketapang.
Saat api muncul, posisi kapal masih di laut tepatnya 200 meter dari bibir pantao
Penumpang kemudian dievakuasi menggunakan KMP Karya Maritim II, sementara kru kapal dievakuasi menggunakan perahu karet milik Basarnas dan Polair. Karena kondisi ombak mencapai 3 meter, para kru diminta loncat satu per satu ke parhu karet.
KMP Labitra Adinda dalam keadaan terbakar kemudian ditarik menggunakan KMP Karya Maritim II ke pinggir pantai Bulusan yang berjalan satu kilometer dari pelabuhan LCM Ketapang.
Baca juga: Kapal Bermuatan Kendaraan, 30 Penumpang dan Kru Terbakar di Selat Bali
Dikutip dari KompasTV, meski langsung mendapat pertolongan dari kapal pemadam kebakaran milik Pelindo III dan Pertamina, namun kapal ikan yang terbuat dari kayu tersebut dengan cepat dilahap si jago merah.
Pengurus kapal, Yulius Putra mengaku sumber api diduga berasal dari korsleting mesin kapal di bagian kanan. Api kemudian membakar jaring ikan dan terus membesar hingga menghangsukan 85% badan kapal.