Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan PPKM Darurat, Sultan HB X Tunggu Juklak dari Pemerintah Pusat

Kompas.com - 30/06/2021, 19:58 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pemberlakuan PPKM mikro darurat di wilayahnya masih menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) dari pemerintah pusat.

“Belum tahu, belum ada keputusan dari presiden kok. Ya harus melaksanakan,” kata Sultan usai rapat paripurna dengan DPRD DI Yogyakarta secara daring, Rabu (30/6/2021).

Sultan mengatakan, Yogyakarta tetap akan ikut dalam instruksi dari pemerintah pusat untuk menerapkan PPKM mikro darurat.

Baca juga: 11 Zona Merah, Jabar Akan Menerapkan PPKM Mikro Darurat

Terkait aturan PPKM mikro darurat diperkirakan akan disampaikan kepada pemerintah daerah pada Kamis besok.

Sultan mengatakan, pemerintah daerah akan menggunakan anggaran penanganan Covid-19 jika PPKM mikro darurat diterapkan di Yogyakarta.

Sebab, hingga sekarang belum ada arahan untuk melakukan refocusing anggaran baru.

"Kan sudah ada anggaran untuk penanganan covid-19, kalau kurang baru rembugan lagi, sekarang kan sudah ada APBD," ujarnya.

Baca juga: PPKM Darurat Bakal Diterapkan, Ganjar: Kami Siap

Sekda DI Yogyakarta Baskara Aji mengaku telah memberikan masukan kepada pemerintah pusat terkait dengan kebijakan PPKM mikro darurat.

"Pada prinsipnya keputusan dari pusat seperti apa, DIY akan melaksanakan dengan baik," jelasnya.

Dikatakan Aji, Yogyakarta akan ikut menyesuaikan kebijakan sesuai dengan PPKM mikro darurat, seperti program work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) mencapai 75 persen, hingga penundaan sekolah tatap muka di seluruh jenjang pendidikan.

"Sebelum PPKM mikro darurat pun kita sudah putuskan tidak ada tatap muka (PTM)," ujarnya.

Di lain pihak, Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengungkapkan, pemerintah daerah seharusnya tidak perlu ragu menerapkan PPKM mikro darurat.

"Angka Covid-19 bukan sekadar angka statistik, tapi angka di mana banyak keluarga yang kehilangan nyawa saudaranya. Penyediaan fasilitas kesehatan harus dipastikan bisa bertahan baik ketersediaan ruang/alat maupun nakesnya," tandasnya. 

Selain itu, pemerintah Yogyakarta harus berani menutup lokasi yang berpotensi membuat kerumunan seperti mal, pusat perbelanjaan, dan lokasi wisata untuk sementara waktu.

"Gerakan tinggal di rumah saja juga perlu disosialisasikan untuk menghindari aktivitas yang memiliki risiko penularan Covid-19," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com