Akan dipulangkan
Samaila menuturkan dirinya awalnya berangkat melaut pada pertengahan Juni 2021.
Dia dan rekannya melempar kail di Perailan Pulau Satanger.
Tiba-tiba angin kencang datang. Malangnya, mesin sampannya mati saat itu.
"Ketika saya mau pulang, mesin (sampan) sudah mati. Jadi ketika mati itu saya sudah tidak bisa ke mana-mana, mau dayung tidak bisa karena juga ombak kencang, angin kencang," kata Samaila.
Baca juga: Anomali Cuaca, Musim Kemarau tapi Hujan Setiap Hari di Jatim, Ini Penjelasan BMKG
Kepala Satpol Air Polres Karangasem AKP I Gusti Bagus Suteja menerangkan, Sumailadesiki ditemukan dalam kondisi memrihatinkan.
Wajahnya pucat, tubuhnya menggigil dan kelelahan setelah terombang-ambing belasan hari.
"Yang bersangkutan mengalami patah as pada mesin. Dia terombang-ambing selama 15 hari di laut lalu terbawa gelombang dan arus laut sampai di sebuah rumpon ikan milik nelayan di Banjar Dinas Batu Dawa Kelod, Tulamben, Kecamatan Kubu," kata I Gusti Bagus Suteja, melansir Tribun Bali.
Kini, aparat akan melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Karangasem untuk pemulangan Sumailadesiki ke tempat asal.
"Kita akan koordinasi dengan Dinsos terkait proses mekanisme pemulangan," sebutnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bali, Ach Fawaidi | Editor: Dheri Agriesta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belasan Hari Terombang-ambing di Laut, Nelayan Ini Makan Beras dan Minum Air Hujan untuk Bertahan Hidup"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.