SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkap tingginya angka kasus Covid-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Menurut Eri, sampai dengan hari ini, pasien asal Surabaya terkonfirmasi positif yang menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, ada sebanyak 490 orang.
Kemudian yang dirawat di rumah sakit dan isolasi mandiri sebanyak 500 lebih.
"Sehingga total yang terkonfirmasi positif di Surabaya sebanyak 1.060 orang," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Belum Selesai Memakamkan Jenazah Kedua, Sudah Ada Antrean 3 Jenazah
Bahkan, ia juga menyatakan bahwa ada 300 orang yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Data ini cukup tinggi karena dari awal, kata Eri, Pemkot Surabaya bergerak sangat masif untuk melakukan penelusuran atau tracing ketika ada warga yang positif..
Bahkan, kemampuan tracing Surabaya 1:40, menurut Eri termasuk yang tertinggi dibanding daerah lainnya.
"Saya tidak akan pernah menutupi data ini kepada warga Surabaya. Makanya, ini waktunya kita untuk bangkit. Kita sudah pernah melewati masa-masa sulit mengatasi Covid-19 di zona merah, jangan sampai terulang kembali," ujar Eri.
"Ayo kita selamatkan orangtua kita, selamatkan anak cucu kita dari Covid-19," kata Eri.
Ia juga mengajak kepada semuanya untuk menyingsingkan lengan dan bergandeng tangan bersama-sama melawan Covid-19 di Kota Pahlawan.
Baca juga: Tenaga Kesehatan Kelelahan, RS Lapangan Surabaya Mulai Kewalahan Tangani Pasien Covid-19
Ia menegaskan akan terus mendampingi anak buahnya itu yang bertugas ke lapangan.
“Mulai hari ini, Insya Allah saya tidak akan berkantor di Balai Kota Surabaya. Saya akan mendampingi anak buah saya yang turun ke lapangan, karena saya yakin sebagai manusia pasti mereka juga punya rasa takut dan khawatir ketika harus bersentuhan atau menangani Covid-19, makanya tadi saya juga pimpin doa untuk menghilangkan rasa takut itu," kata Eri.
Oleh karena itu, Eri juga meminta kepada para petugas itu untuk selalu ikhlas dalam menjalankan tugasnya di lapangan.
Tugas dan tanggung jawab yang diberikannya itu harus diniatkan ibadah demi menyelamatkan orangtua, keluarga dan anak cucu mereka.
Baca juga: 2 Hari Isolasi Mandiri karena Positif Covid-19, Bupati Ponorogo dan Istri Dirujuk ke Surabaya
"Bagi yang muslim, ketika bertugas di bawah seperti melakukan penyemprotan dan tugas lainnya, maka di dalam hati harus diiringi dengan dua kalimat syahadat dan selawat. Jadi, usaha atau ikhtiar kita ini harus dibarengi dengan doa juga," ujar Eri.
Eri menjelaskan, ada ratusan petugas yang dikerahkan untuk turun ke lapangan dengan beberapa tim.
Ada tim yang bertugas sosialisasi, kemudian ada pula yang melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai kampung di Surabaya dan ada pula yang melakukan percepatan vaksinasi.
“Inilah yang kita lakukan. Dengan percepatan vaksinasi, maka secara otomatis akan menghambat laju Covid-19," kata Eri.
"Jadi, tolong bantulah semuanya. Pemkot dan warga harus bergandeng tangan dengan memberikan semangat dan support dalam menangani Covid-19 ini. Ayo selamatkan orang tua, anak cucu kita dan keluarga yang kita cintai," tutur Eri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.