Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknik Pembangunan Fondasi Candi di Situs Klotok Kediri seperti Cara Membangun Rumah Saat Ini

Kompas.com - 27/06/2021, 14:57 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mengungkap teknik pembangunan fondasi candi Situs Klotok yang ada di kawasan Gunung Klotok (536 mdpl), Kota Kediri, Jawa Timur.

Para arkeolog telah melakukan ekskavasi selama sepuluh hari yang berakhir pada 25 Juni 2021. Ekskavasi itu bagian dari rangkaian yang telah dilakukan sejak 2018 dengan temuan tiga candi dan sebuah petirtaan.

Ketua tim ekskavasi Nugroho Harjo Lukito mengatakan, konsentrasi ekskavasi kali ini berada di lokasi candi tiga, dengan tujuan mengungkap dasar struktur candi hingga tuntas.

"Ekskavasi kali ini kami berhasil melakukan penggalian menyeluruh, menampakkan seluruh bidang candi Klotok tiga," ujar Nugroho yang ditemui di sela-sela ekskavasi, Kamis (24/6/2021).

Teknik pembangunan fondasi candi, menurutnya, dibangun dengan cara menggali tanah seukuran luas candi terlebih dahulu. Kedalamannya mencapai 90 centimeter.

Pada galian berbentuk bujur sangkar itu kemudian diletakkan batu bata sebagai fondasi, dengan jumlah 10 tingkat bata masing-masing bata setinggi sembilan centimeter.

Lalu pada bagian atasnya diisi dengan remah bata limbah pembuatan tepian candi. Pengisian pada sekeliling struktur candi ini berfungsi sebagai pemadat.

Teknik fondasi itu, kata Nugroho, bertujuan untuk membuat bangunan yang kokoh tak tergoyahkan. Sebab, dengan demikian bata fondasinya diapit oleh batu padas yang berkontur cukup keras.

Baca juga: Arkeolog Pastikan Situs Candi Gedog Hanya Sisakan Fondasi, Bagian Tubuh Candi Sudah Hilang

Terdapat beberapa teknik yang didgunakan dalam pembangunan candi. Di antaranya dengan landasan batu andesit yang ada di permukaan, lalu dibangun struktur candi.

"Di sini (candi Klotok) berbeda. Digali dulu, baru menempatkan bata di lubang (fondasinya). Kalau sekarang seperti cara membikin fondasi rumah," ujarnya.

Ekskavasi itu juga menemukan adanya talud yang berada pada bagian depan dan belakang candi. Talud itu sebagai dinding penahan agar halaman candi yang berbatasan dengan lereng gunung tidak longsor.

Selain itu, ditemukan wadah pripih pada bagian depan dan belakang candi. Hanya saja wadah pada bagian belakang, sudah tidak dalam posisi aslinya, bahkan struktur sekitarnya sudah rusak diduga akibat penjarahan masa lalu.

Bangunan candi di situs Klotok, Kota Kediri, Jawa Timur.KOMPAS.com/M.AGUS FAUZUL HAKIM Bangunan candi di situs Klotok, Kota Kediri, Jawa Timur.

Pada pripih bagian depan, arkeolog menemukan dua buah periuk dengan wadah gerabah. Gerabah tersebut berhiaskan motif tali dengan teknik tekan.

Artefak-artefak tersebut akan dipelajari lebih lanjut untuk mengungkap masa peradabannya.

"Akan kita analisis lebih jauh di kantor," lanjut Nugroho.

 

Situs Klotok

Situs Klotok berada di Gunung Klotok yang merupakan salah satu kawasan di Gunung Wilis. Letaknya di bagian barat Kota Kediri.

Selama ini, kawasan Gunung Klotok dimanfaatkan sebagai wahana wisata dengan ikon Goa Selomangleng. Goa batu andesit dengan ragam hiasan ukiran maupun pahatan aksara kuno pada dinding-dindingnya.

Selain goa, terdapat makam kuno. Masyarakat sekitar menyebutnya makam Boncolono.

Ekskavasi situs Klotok dimulai pada 2018. Bermula dari temuan satu struktur candi, lalu terungkap dua candi lainnya yang nampaknya saling terhubung.

Semua candi itu berada di punggung gunung. Dengan jarak masing-masing candi sekitar 100 meter. Terletak di lahan seluas 6.000 meter persegi.

Baca juga: Hilang 3 Bulan di Mal, Istri Khairuddin Ditemukan di Ponpes, Penemu Diberi Uang Rp 150 Juta

Selain struktur candi, ditemukan petirtaan dengan sumber mata air yang masih mengalir, meski kecil. Posisinya pada bagian bawah candi. Sebagaimana candi, kondisinya juga mayoritas tertutup tanah.

Nugroho Harjo Lukito, Arkeolog BPCB Jawa Timur saat berada di Situs Klotok, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021).KOMPAS.com/M.AGUS FAUZUL HAKIM Nugroho Harjo Lukito, Arkeolog BPCB Jawa Timur saat berada di Situs Klotok, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021).

Selama ekskavasi itu, ditemukan juga beragam artefak. Mulai arca, keramik, gerabah, hingga uang koin Tiongkok.

Sejauh ini situs itu bukan merupakan kompleks istana kerajaan. Lebih diyakini sebagai kompleks wanasrama atau patapan bagi para resi.

Dari beberapa temuan yang ada, situs itu diperkirakan dari abad 13-14. Hanya saja, belum diketahui pasti dari zaman kerajaan mana situs tersebut berasal.

BPCB merencanakan ekskavasi lanjutan pada tahun mendatang. Dengan harapan akan menguatkan dugaan awal ataupun mengungkap informasi lebih jauh perihal situs itu.

 

Langkah-langkah Pemerintah

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Pemkot Kediri Nur Muhyar mengatakan, pemkot akan melakukan ekskavasi di situs tersebut hingga tuntas.

Sebab, ekskavasi itu menurutnya bagian dari upaya penyelamatan dan pelestarian ragam kekayaan budaya.

"Kami bekerja sama multi years dengan BPCB Jatim dan Budpar Prop untuk melanjutkan ekskavasi sampai final," ujar Nur Muhyar.

Baca juga: Perputaran Uang dari Bisnis Ikan Cupang di Kediri Hampir Rp 50 Miliar

Dari penyelamatan itu, kata dia, akan bermanfaat bagi masyarakat. Mulai dari sarana edukasi hingga wahana wisata budaya.

"Wisata budaya dalam batasan tidak mengganggu eksistensi situs dan mengacu pada aturan yang ada," terangnya.

Untuk pemanfaatan itu pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Perhutani selaku pemilik lahan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Regional
Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com