SURABAYA, KOMPAS.com – Kasus Aktif Covid-19 di Jawa Timur terus mengalami kenaikan yang sangat signfikan, berdasarakan data yang tercatat oleh Satgas Penanganan Percepatan Covid-19 Jawa Timur, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tembus sebanyak 975 kasus baru.
Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur Benny Sampirwanto, menyebutkan bahwa perkembangan kasus Covid-19 terus meningkat di sejumlah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Data Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, per tanggal 25 Juni 2021, pasien konfirmasi positif Covid-19 tembus sebanyak 975 kasus baru.
“Dengan penambahan 945 kasus baru hari ini, jumlah warga Jatim yang telah terjangkit Covid-19 sejak pertengahan Maret tahun lalu menjadi 167.806 orang. Kematian akibat virus ini tercatat 12.239 jiwa dengan penambahan 52 orang meninggal. Sementara angka konfirmasi kesembuhan secara kumulatif tercatat 148.773 orang dengan penambahan 509 sembuh,” kata Benny melalui telepon, Sabtu (26/6/2021).
Baca juga: Gara-gara Aktivitas Padat, Gubernur Khofifah Kena Covid-19 Lagi walau Tanpa Gejala
Menurut Benny, Akibat dari adanya lonjakan yang cukup signifikan tersebut menjadikan 3 daerah masuk zona merah di antaranya yaitu Kabupaten Bangkalan, Ponorogo, dan Ngawi.
“Ibu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di tengah masa pemulihan dari Covid-19 kali keduanya, terus mengingatkan masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan. karena prokes ini penting bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri tapi juga untuk keselamatan keluarga dan bersama,” kata dia.
Benny melihat dalam lonjakan Covid-19 di Jatim, yang telah ditemukan varian baru delta dari India, membuat Jatim harus mengoptimalkan penggunaan isolasi terpusat di rumah karantina untuk Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Di Jatim ini memiliki tingkat Bed Occupancy Ratio (BOR) sebesar 21 persen. Semoga kasus Covid-19 di daerah kita ini segera terkendali,” kata dia.
Baca juga: Satgas Covid-19 Jatim: Pekan Lalu Hanya Bangkalan, Kini Tambah Ponorogo dan Ngawi Jadi Zona Merah
Penyediaan rumah karantina yang telah dilakukan oleh pemerintah Jawa Tinur bertujuan untuk mengurangi beban rumah sakit rujukan Covid-19, yang seharusnya bisa lebih fokus pada pasien dengan gejala sedang ke berat. Karena, masih banyak masyarakat dengan gejala ringan maupun tanpa gejala.
“Diharapkan ruang isolasi terpusat ini bisa dioptimalkan. Karena selama ini, rumah sakit rujukan seringkali dipenuhi oleh pasien-pasien yang bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala,” tutur Benny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.