Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penganiayaan Perawat di Garut, Korban dan Pelaku Bertemu, Begini Akhirnya

Kompas.com - 26/06/2021, 11:36 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Usai menganiaya perawat Puskesmas Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat, MR (25) ditangkap. Ia lalu dibawa ke Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Pamengpeuk.

MR diciduk usai korban penganiayaan, GR (25), membuat laporan ke polisi.

Namun, tak berselang lama, korban mencabut laporannya.

Baca juga: Perawat Korban Penganiayaan Langsung Cabut Laporan Saat Melihat Pelaku, Ternyata Ini Penyebabnya

Ini terjadi usai korban dan pelaku dipertemukan.

"Setelah dipertemukan, korban akhirnya menarik laporannya," ujar Kepala Polsek Pamengpeuk Iptu Dindin, Jumat (26/6/2021).

GR menarik laporannya karena dia dan pelaku ternyata saling kenal. Dindin menjelaskan, keduanya pernah bersekolah di SMP yang sama.

"Setelah bertemu, ternyata teman SMP. Pelaku pun sudah minta maaf dan korban menarik laporannya," ungkapnya.

Baca juga: Perawat yang Dipukul Keluarga Pasien Covid-19 Alami Luka Memar, Wabup Garut: Tak Boleh Terulang Lagi


Viral di media sosial

Aksi pemukulan MR terhadap GR, Rabu (23/6/2021), sempat terekam closed-circuit television (CCTV) di ruang perawatan Puskesmas Pamengpeuk.

Video berdurasi 24 detik itu lalu menyebar di media sosial dan menjadi viral.

Dalam video, GR tampak dipukul usai membaringkan pasien di ranjang perawatan. Pasien tersebut merupakan orangtua MR.

Usai mengurus pasien, perawat yang memakai alat pelindung diri (APD) lengkap itu terlibat percakapan dengan MR.

Baca juga: Usai Urus Penderita Covid-19, Perawat Dipukul Keluarga Pasien, Ini Kronologinya

Tiba-tiba, GR dipukul oleh pelaku. Pukulan itu mendarat di wajah korban.

Untungnya, perbuatan MR berhasil dihentikan oleh pria lain yang turut mengantar pasien tersebut.

Ia kemudian membawa MR keluar ruangan.

Kapolsek Pamengpeuk Iptu Dindin menjelaskan, tak lama setelah peristiwa itu, keluarga pelaku sebenarnya sudah meminta maaf terhadap pihak puskesmas.

Akan tetapi, kejadian tersebut tak terekam CCTV.

"CCTV yang viral kan durasinya pendek, hanya pemukulan yang terlihat. Padahal setelah itu keluarga sudah langsung meminta maaf," bebernya saat dihubungi Kompas.com.

Penyebab pemukulan

Camat Pameungpeuk Tatang Suryana menuturkan, pemukulan itu dilatarbelakangi oleh kemarahan pelaku marah.

Pasalnya, saat mengurus orangtua MR, korban mengenakan APD lengkap. Pelaku ngotot orangtuanya tidak terkonfirmasi Covid-19.

Baca juga: Viral, Video Seorang Perawat Berhazmat Dihajar Keluarga Pasien Covid-19

"Si pelaku sempat berbicara ke tenaga medis, 'Kenapa memakai baju APD, kan ayah saya bukan Covid.’ Itu alasannya sehingga terjadi pemukulan," ungkap Tatang.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang | Editor: David Oliver Purba, I Kadek Wira Aditya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com