Dalam kronik Shun Feng Xiang Song yang ditulis anonim yang diperkirakan disusun mulai tahun 1430 dan selesai tahun 1571, Madura disebut Wuliuna Shan (Gunung Wuliuna).
Madura menjadi tempat pemberhentian ketika kapal ekspedisi Cheng He berlayar menuju Pulau Timor.
Claudine Salmon dalam artikelnya yang berjudul The Han Family of East Java, Enterpreneurship and Politics 18-19 Century yang terbit di jurnal Archipel tahun 1991 menulis Madura terutama Sumenep sudah ramai oleh orang Cina yang menetap di sana sejak Abad 17.
Ia menyebutkan di Madura ada keluarga marga Han yang menyebar di Bangkalan, Sumenep dan Sampang.
Baca juga: Asal-usul Sate Ayam Madura yang Jadi Simbol Pemersatu
Di Sumenep bahkan terdapat klenteng yang dibuat oleh marga Han dengan nama Baoshan Linggong dengan dewa utamanya Dewi Samudera.
Pada tahun 1901, paling tidak terdapat 4.000 orang China di Madura, setara dengan jumlah orang China di Madiun dan Karawang dan lebih besar dari jumlah orang Cina di Yogyakarta dan Probolinggo.
Panjangnya sejarahnya masuknya orang China di Madura memungkinkan adanya pertukaran budaya, saling serap dan saling bertoleransi ada orang Madura dan orang China.
Salah satunya adalah keberadaan rumah Bheley di Bangkalan, Madura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.