BIMA, KOMPAS.com - Cekcok dalam rumah tangga berujung pada meninggalnya Hafiah (30) di tangan suaminya sendiri, JL. Keduanya warga Desa Ncera, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, NTB.
Korban meninggal dunia karena mengalami luka cukup parah setelah dianiaya oleh suaminya. Sedihnya, saksi mata penganiayaan tak lain anak mereka sendiri.
Kasat Reskrim Polres Bima, Iptu Adhar saat dikonfirmasi membenarkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang merenggut nyawa ibu rumah tangga tersebut.
"Ya benar. Korban dan pelaku merupakan pasangan suami istri. Sebelum kejadian, pelaku dan korban terlibat cekcok mulut. Karena tidak bisa menahan emosinya, pelaku langsung menganiaya korban hingga meninggal dunia," kata Adhar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/6/2021).
Adhar menceritakan, kejadian naas itu terjadi pada Kamis (24/6/2021) malam. Penganiayaan itu berawal saat pasutri itu terjadi selisih paham hingga berakhir pada pertengkaran.
Tidak berapa lama, tersangka JL dalam kondisi gelap mata langsung menganiaya korban berkali-kali.
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami patah pada tulang leher dan punggungnya.
Baca juga: Kronologi Oknum Polisi Bakar Istrinya hingga Tewas, Berawal Cekcok Masalah Rumah Tangga
Adhar mengatakan, peristiwa berdarah tersebut terjadi di rumah tempat tinggal mereka di Dusun Kanco, Desa Ncera.
Saat itu, anak korban bernama J sedang berada di rumah bibinya. Namun ia menjadi saksi pembunuhan sang ibu.
"Karena sebelum korban dianiaya, saksi J yang merupakan anak korban sempat mendengar suara cekcok dari rumahnya. Setelah kembali ke rumah, ia ternyata melihat ibunya sudah tergeletak," ungkap Adhar.
Akibat penganiayaan itu membuat Hafiah terluka parah hingga nyawanya tak bisa tertolong lagi.
Korban sebenarnya sempat dibawa ke Puskesmas terdekat, namun pihak medis setempat tidak dapat memberi tindakan lantaran korban mengalami luka cukup serius.
"Korban kemudian dirujuk ke RSUD Bima. Namun nyawanya tidak berhasil tertolong," tutur Adhar.
Baca juga: Fakta Kasus Suami Bunuh Istri Hamil 6 Bulan, gara-gara Cemburu hingga Mengaku Dihantui di Pelarian