Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Pelaku Teman SMP, Perawat Korban Penganiayaan Keluarga Pasien Covid-19 Cabut Laporan

Kompas.com - 26/06/2021, 06:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - GR (25), perawat korban penganiayaan keluarga pasien Covid-19 di Garut mencabut laporannya saat tahu pelakunya adalah teman SMP-nya yang berinisial MR (25).

Hal tersebut diungkapkan Kapolsek Pamengpeuk Iptu Dindin.

Ia mengatakan setelah kejadian tersebut, polisi mengamankan pelaku, MR dan mempertemukannya dengan korban, GR.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Keluarga Pasien Aniaya Perawat, Pelaku Ditangkap, tapi...

Ternyata GR dan MR saling mengenal karena pernah satu sekolah saat SMP. Karena tahu pelakunya adalah temannya sendiri, GR pun memilih mencabut laporannya.

"Setelah bertemu, ternyata teman SMP. Pelaku pun sudah minta maaf dan korban menarik laporannya," katanya.

Selain itu keluarga MR juga meminta maaf pada GR sesaat setelah kejadian pemukulan di puskesmas.

Namun permintaan maaf itu tidak terekam kamera CCTV karena yang beredar hanya video pemukulan.

"CCTV yang viral kan durasinya pendek, hanya pemukulan yang terlihat. Padahal setelah itu keluarga sudah langsung meminta maaf," katanya.

Baca juga: Penganiaya Perawat Ternyata Teman SMP Korban, Pelaku Minta Maaf dan Tak Ditahan


Pukul perawat berhazmat

Viral di media sosial video rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan seorang perawat dipukul oleh seorang pria.Tangkapan layar Instagram Viral di media sosial video rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan seorang perawat dipukul oleh seorang pria.
Penganiayan terjadi di Puskesmas Pamengungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut pada Rabu (23/6/2021).

Saat itu orangtua pelaku yang dinyatakan positif Covid-19 dibawa ke UGD PKM Pameungpeuk karena kondisi isolasi mandiri tak memadai.

Mengetahui pasiennya positif covid-19, perawat yang bertugas mengenakan APD dan meminta keluarga serta pasien menunggu di luar puskesmas.

Baca juga: Perawat Korban Penganiayaan Langsung Cabut Laporan Saat Melihat Pelaku, Ternyata Ini Penyebabnya

Setelah perawat menggunakan APD, pasien dibawa ke ranjang.

Setelah pasien berbaring di ranjang, tiba-tiba anak pasien mendatangi perawat dan memukul bagian rahang korban sebanyak dua kali. Tenaga kesehatan yang lain kemudian melerai dan membawa pelaku pemukulan keluar.

Diduga pemukulan terjadi karena sang anak tak percaya ayahnya terpapar Covid-19 dan tak sabar saat korban harus menggunakan APD sebelum menangani ayahnya.

Baca juga: Usai Urus Penderita Covid-19, Perawat Dipukul Keluarga Pasien, Ini Kronologinya

Camat Pameungpeuk Tatang Suryana mengatakan pelaku sempat berbicara ke perawat jika ayahnya tidak terpapar Covid-19.

"Si pelaku sempat berbicara ke tenaga medis, 'kenapa memakai baju APD, kan ayah saya bukan (terjangkit) Covid. Itu alasannya sehingga terjadi pemukulan," ucap Tatang.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ari Maulana Karang | Editor : David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com