Hingga saat ini dua benteng ini masih ada di Kwandang, Benteng Kota Mas dan Benteng Oranye.
Yang disebut berupa puing-puing adalah Benteng Kota Mas dan nama lain Benteng Leiden adalah Benteng Oranye.
“Dalam majalah Oudheidkundig Verslag tahun 1928 dituliskan kondisi Benteng Kota Mas sudah runtuh namun masih memiliki daya tarik. Dua dari empat bastion masih terlihat,” tutur Irna Saptaningrum.
Baca juga: Menelusuri Jejak Benteng De Hersteller yang Dibangun dari Reruntuhan Candi
Struktur benteng ini dipenuhi tumbuhan liar, terlihat angker. Namun dinding batu benteng yang telah rebah menunjukkan kokohnya struktur ini.
Pada 1911, di dalam benteng ini masih bisa disaksikan banyak bangunan batu yang masih utuh. Hanya saja bangunan batu ini dijarah batunya untuk dijadikan batu fondasi.
Penelitian Balai Arkeologi Sulawesi Utara yang diketuai Irna Saptaningrum ini akan menyingkap aspek tata ruang Benteng Kota Mas, memahami posisi dan peletakan bangunan di dalamnya.
Menurut Irna Saptaningrum benteng memiliki dua fungsi, sebagai alat pertahanan militer semata dan juga berfungsi ganda sebagai alat pertahanan serta kawasan permukiman.
“Informasi yang kami dapatkan di dalam Benteng Kota Mas ini setidaknya ada rumah penguasa, pos jaga, gudang dan permandian,” ucap Irna Saptaningrum.
Baca juga: Eksotisme Benteng Pendem Ngawi di Tepi Sungai Bengawan Solo, Ada Sejak Tahun 1839
Dalam tim riset ini Irna Saptaningrum juga mengajak sejumlah peneliti seperti sejarawan Hasanuddin dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulawesi Utara, Agus Tri Hascaryo seorang Geo-arkeolog, Romi Hidayat dan Buhanis Ramina arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo, juga anggota tim lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.