Karena kelelahan, perut Adikoro terkena senjata dan ususnya terburai. Namun, semangatnya tak padam. Ia melilitkan ususnya di tangkai keris dan kembali mengamuk dengan tombaknya.
Namun, ia kehabisan tenaga dan jatuh lalu meninggal. Hal yang sama terjadi pada Penghulu Bagandan yang gugur di medan perang bersama Adikoro IV.
Setelah menang, Ki Lesap terus ke timut dan bertempur dengan Cakraningrat V. Pasukan kerajaan berhasil dipukul mundur hingga bantuan kompeni didatangkan dari Surabaya. Pertempuran berkobar kembali.
Baca juga: Pemprov Jatim Berlakukan Pengetatan PPKM Mikro di 8 Desa di Bangkalan
Lagi-lagi, bantuan Kompeni tak bertahan dan terpaksa mundur. Cakraningrat V yang merasa kalah lalu mengungsi ke Melaja dan benteng dipertahankan oleh kompeni.
Lesap pun membuat pesanggrahan di Desa Tonjung.
Pada suatu malam, Cakraningrat V bermimpi agar Lesap dikirimi seorang perempuan yang disuruh memegang bendera putih yang berarti Bangkalan akan menyerah.
Mimpi itu pun dijalankan oleh Cakraningrat.
Ia mengirim perempuan Ronggeng yang mengenakan pakaian keraton dan disuruh membawa bendera putih untuk menemui Ki Lesap.
Baca juga: 7 Orang dalam 1 Keluarga di Malang Positif Covid-19 Setelah Pulang Takziah dari Bangkalan
Lesap menerima pemberian itu dan membawa perempuan itu ke pesanggrahannya dengan keyakinan Bangkalan sudah menyerah.
Cakraningrat menunggu kabar dan tiba-tiba tombak pusaka Bangkalan yang benama Si Nenggolo gemetar dan mengeluarkan sinar. Ia pun bangkit dan mengambil tombak, lalu mengajak pasukannya berangkat menumpas Ki Lesap.
Di Desa Tojung, Ki Lesap terkejut saat Cakraningrat V tiba-tina menyerangnya. Tak menunggu lama, Cakraningrat V mendekati Ki Lesap dan menancapkan tombak ke dadanya.
Ki Lesap langsung roboh dan meninggal. Saat itu, rakyat dan rajanya sama-sama berteriak "Bangka-la'an" yang artinya sudah mati.
Karena itu, sebagian menyakini nama Bangkalan berasal dari kalimat yang diucapkan saat kematian Ki Lesap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.