YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Fase erupsi Gunung Merapi belum menunjukkan akan berakhir.
Pasalnya, penambahan suplai magma di Gunung Merapi sampai saat ini masih berlangsung.
"Saat ini seismisitas dan deformasi sedang mengalami peningkatan," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam siaran informasi "aktivitas Gunung Merapi terkini" secara daring, Jumat (25/06/2021).
Baca juga: Gunung Merapi Luncurkan Tiga Kali Awan Panas Guguran, 4 Desa di Sleman Diguyur Hujan Abu
Hanik menyampaikan, deformasi Gunung Merapi pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 2 cm/hari.
Sedangkan untuk seismisitas, sejak April 2021 mulai terjadi peningkatan kembali kegempaan internal yakni vulkanik dangkal dan gempa fase banyak (MP).
"Peningkatan seismisitas dan deformasi menandakan penambahan suplai magma masih berlangsung dan fase erupsi belum akan berakhir," tegasnya.
Hanik menjelaskan, erupsi Gunung Merapi 2021 bersifat efusif dimulai sejak 4 Januari 2021.
Aktivitas erupsi berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas, dan guguran lava.
"Intensitas aktivitas erupsi saat ini masih seperti erupsi efusif yang terjadi selama ini dengan rata-rata laju ekstrusi sebesar 23.000 ribu meter kubik (m3) per hari," ungkapnya.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Hujan Abu Tipis Guyur Klaten
Aktivitas guguran dan awan panas juga mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan kestabilan kubah lava mulai terganggu karena volume yang semakin membesar.
Volume kubah lava di sektor Barat Daya sebesar 1.590.000 m3 dengan laju pertumbuhan 11.400 m3 per hari.
Sedangkan kubah lava yang ada di tengah kawah sebesar 2,1 juta m3 dengan laju pertumbuhan 12 ribu m3/hari.
"Tekanan suplai magma dari dalam juga memengaruhi kesetabilan kubah lava saat ini," tandasnya.
Menurutnya, aktivitas vulkanik Gunung Merapi saat ini masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Tenggara–Barat Daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.