"Kalau masyarakat enggak taat prokes, semua enggak taat prokes, mau diguyur sampai kapan, seberapa pun jumlah dokter yang ada enggak akan pernah cukup dong," ujar dia.
Ia menyebut, semua peralatan medis bisa terus ditambah untuk menangani pandemi.
Namun, dengan jumlah tenaga kesehatan yang terus berkurang karena terpapar Covid-19 akan mengganggu pelayanan kesehatan.
"Alat itu bisa cepat ditambah, beli mungkin gampang ya. Dokter nyetaknya gimana?" kata dia.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan untuk meminimalisasi risiko terjadinya penularan Covid-19.
Baca juga: KKB Serang Pekerja Bangunan di Yahukimo Pakai Senjata Rampasan dari Anggota TNI yang Gugur
"Kuncinya berarti, pesannya kepada masyarakat ayo sama-sama krannya disetop. Kran disetop itu artinya ayo taati prokes betul-betul sesuai anjuran pemerintah," ujar dia.
Meskipun beberapa masyarakat sudah menjalani vaksinasi, tak ada istilah mereka bebas lepas masker dan abai terhadap prokes.
"Vaksin kan bukan syarat untuk lepas masker dan lain-lain. Apalagi, jumlah orang yang sudah divaksin se-Indonesia ini masih sedikit," kata Brahmana.
Sampai dengan hari ini, ia mengaku masih menunggu update terbaru jumlah dokter yang terpapar Covid-19 di Surabaya.
Mengingat kasus terus meningkat beberapa hari terakhir, dokter yang terpapar Covid-19 dimungkinkan akan terus bertambah.
"Pasti akan bertambah terus. Logika sederhana yang sakit tambah banyak, kemungkinan terpapar juga semakin besar," tutur Brahmana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.