Ada yang banting setir jadi kuli bangunan
Setelah lebih dari setahun 'menganggur', para pelaku kesenian kuda lumping meminta Pemerintah Kabupaten Jombang membuka celah agar mereka bisa menggelar pertunjukan.
Damar menuturkan, sebagian pelaku kesenian kuda lumping menggantungkan hidup dari jasa pementasan.
Dengan larangan menggelar pertunjukan, sebagian pelaku seni tradisional itu juga kehilangan pendapatan.
"Harapannya kita diperbolehkan main. Karena apa, kalau pekerja seni itu nafkahnya dari tanggapan (pementasan). Kalau diminta sesuai protokol kesehatan, kita siap," kata Damar.
Baca juga: Happy Kaget, Uang Rp 6 Juta di Rekeningnya Raib padahal Tak Lakukan Penarikan, Ini Kata Polisi
Dia menambahkan, berlakunya pembatasan dan pelarangan menggelar pertunjukan, membuat sebagian pelaku seni kuda lumping menjadi kuli bangunan untuk mencari nafkah.
"Selama ini (kerja) serabutan, ada yang jadi kuli, ada yang tidak bekerja dan hanya mengandalkan bantuan, sumbangan-sumbangan. Apalagi yang sudah tua, jadi kuli tidak bisa," ujar dia.
Para pelaku kesenian kuda lumping menyampaikan keluhan dan harapannya dalam audiensi dengan Satgas Penanganan Covid-19, di ruang Swagata, Pendopo Kabupaten Jombang, Kamis (24/6/2021).
Mereka ditemui oleh Anwar, Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang.
Baca juga: Selundupkan 40 Ton Kulit Sapi dari Timor Leste, Sebuah Kapal Diamankan