JAYAPURA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono menganugerahi gelar Adhi Makayasa kepada Sermatutar (P) Always Giving Hamonangan Tiris, lulusan terbaik Akademi Angkatan Laut (AAL) 2021.
Lulusan AAL angkatan ke-66 itu merupakan putra Papua pertama yang meraih penghargaan tersebut.
Tak ada yang menyangka, Always berasal dari keluarga sederhana di Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Sang ayah, Alex Tiris, berprofesi sebagai juru parkir di Jalan Ahmad Yani, Kota Jayapura. Sementara itu, ibunya berjualan minuman di salah satu sekolah dasar.
Sebelum menjadi juru parkir, Alex Tiris pernah merantau ke Jakarta sekitar 1990-an. Ia menggeluti beragam profesi, mulai dari atlet tinju hingga satpam.
Saat menjadi satpam, Alex Tiris juga banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan gereja. Di rumah ibadah itu ia bertemu dengan istrinya, Dirmawaty Panjaitan.
Mereka menikah pada 1995. Dari pernikahan itu, Alex dan Dirmawaty dikaruniai lima anak.
Baca juga: 19 Warga di Satu Perumahan Positif Covid-19 Setelah Arisan, 2 di Antaranya Meninggal
Pada 1998, Alex dan Dirmawaty yang baru memiliki dua anak memutuskan kembali ke Jayapura karena kerusuhan yang pecah di Jakarta.
Datang ke Jayapura dengan kondisi keuangan kurang memadai, Alex terpaksa membawa istri dan kedua anaknya tinggal di rumah orangtuanya di kawasan Polimak.
"Jadi di situ kita ada beberapa keluarga tinggal satu rumah," kata Alex di Jayapura, Kamis (24/6/2021).
Alex pun bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ia bekerja sebagai pengumpul besi tua hingga tukang bangunan yang digelutinya hampir tujuh tahun.
Pada 2005, Alex bertemu seorang kawan, Yance Awom, yang mengajaknya menjadi juru parkir.
Tidak terasa sudah 17 tahun profesi tersebut ia jalani dan kelima anaknya kini sudah bertumbuh.
Ketika mendengar bahwa anak ketiganya, Always Giving Hamonangan Tiris, mendapat penghargaan Adhi Makayasa, Alex mengaku terkejut.
Ia tak pernah membayangkan anak ketiganya itu mendapat penghargaan lulusan terbaik.
Baginya, ketika Always lulus sebagai taruna AAL pada 2017, itu sudah menjadi anugerah yang tak pernah dimimpikan.
Apalagi, anak keduanya, Aldre Bengur Tiris, sudah lebih dulu masuk ke AAL dan lulus pada 2018.
"Sampai yang dapat Adhi Makayasa itu saya tidak bisa berkata-kata, saya hanya bisa menangis bersyukur dan berdoa kepada Tuhan," kata dia.
Sebagai juru parkir, Alex mengaku terus berusaha keras. Selain itu, ia selalu bersyukur dengan penghasilan yang didapatkannya.
Rata-rata, Alex memperoleh uang sekitar Rp 300.000 dalam sehari. Sebagian uang disisihkan untuk keperluan gereja, sebagian untuk retribusi ke Pemkot Jayapura, sisanya diserahkan kepada sang istri.
Sebagai orangtua, Alex hanya ingin anak-anaknya sekolah di tempat terbaik. Ia bersyukur keinginan itu terwujud.
Baca juga: Ikut Vaksinasi Covid-19 Massal di Trenggalek, Warga Bisa Dapat Hadiah Ayam hingga Kambing
Kelima anaknya mengenyam pendidikan di SMAN 5 Jayapura, salah satu sekolah unggulan di kota itu.
Dengan capaian yang ditorehkan Always Giving Hamonangan Tiris, Alex yang berasal dari Kabupaten Sarmi berharap hal tersebut bisa menjadi contoh untuk anak Papua lainnya.
"Ini perhatian negara terhadap Papua, tinggal bagaimana kita menyiapkan putra-putri Papua untuk merespons perhatian negara," kata Alex.
Sementara sang ibu, Dirmawaty Panjaitan, mengaku sangat terharu dengan prestasi yang ditorehkan putra ketiga yang lahir pada 15 Maret 1999 itu.
Dirmawaty terlihat beberapa kali mengusap air mata saat bercerita. Kebahagiaan meliputi wajah ibu lima anak itu.
Sang ibu mengaku, ia dan suaminya berusaha memberikan yang terbaik buat sang anak.
Sejak 2007, ia ikut membantu perekonomian keluarga dengan berjualan.
"Saya setiap hari bangun jam tiga (subuh) untuk siapkan makanan untuk anak-anak, buat saya tidak ada alasan anak saya tidak masuk sekolah walau hanya satu hari," kata dia.
Namun, hasil yang diperoleh tetap tergantung niat dan kemauan sang anak.
Menurut Dirmawaty, Always merupakan anak yang disiplin dan berprestasi di sekolah.
"Always sejak SD memang punya prestasi yang luar biasa, SMA dia peringkat enam secara umum (se-Papua) dan menjadi utusan Papua untuk PJTA pada 2015," kata dia.
Dengan keterbatasan ekonomi kedua orangtuanya, Always selalu berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, termasuk ketika berusaha masuk ke AAL.
Tanpa diarahkan, Always selalu menjaga kondisi fisiknya dengan baik dan terus meningkatkan kemampuan akademiknya secara otodidak.
"Dia selalu berangkat sekolah jam 6.00 pulang jam 17.30, dia di sekolah saja. Kalau sudah pulang dia tidak keluar lagi," kata dia.
Apa yang dicapai Always tidak sekadar membanggakan keluarga, tetapi juga bisa menjadi motivasi untuk pemuda Papua lainnya.
"Saya ingin putra kami maju supaya menjadi contoh untuk saudara-saudara kami di Papua. Ada banyak saudara kami di Sarmi tidak mengenal pendidikan," kata Dirmawaty.
Ia pun mengapresiasi pihak Lantamal X Jayapura yang telah memberikan bimbingan bagi anak-anaknya untuk bisa masuk ke AAL.
Sementara itu, Komandan Lantamal X Laksma TNI Yeheskiel Katiandagho mengaku bangga atas prestasi Always Giving Hamonangan Tiris yang mendaftar AAL melalui Lantamal X.
Menurut dia, capaian prestasi Always membuktikan bahwa siapa saja bisa masuk ke AAL dan menjadi yang terbaik.
"Ini adalah bukti bahwa pembinaan TNI AL melalui Lantamal X betul-betul ada bagi masyarakat. Putra-putri Papua punya kesempatan yang sangat luas (masuk AAL), tidak ada diskriminasi dan mereka ternyata mampu menunjukkan ke dunia," kata Yeheskiel.
Baca juga: Penjelasan Polisi soal Sindikat Pencurian Anjing di Jayapura, Dijual Rp 500.000 Per Ekor
Penghargaan Adi Makayasa, kata dia, merupakan penghargaan tertinggi di jenjang pendidikan kemiliteran.
Yeheskiel pun memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada orangtua Always yang dinilai berhasil mendidik sang putra hingga jenjang pendidikan tertinggi saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.