Sang ibu mengaku, ia dan suaminya berusaha memberikan yang terbaik buat sang anak.
Sejak 2007, ia ikut membantu perekonomian keluarga dengan berjualan.
"Saya setiap hari bangun jam tiga (subuh) untuk siapkan makanan untuk anak-anak, buat saya tidak ada alasan anak saya tidak masuk sekolah walau hanya satu hari," kata dia.
Namun, hasil yang diperoleh tetap tergantung niat dan kemauan sang anak.
Menurut Dirmawaty, Always merupakan anak yang disiplin dan berprestasi di sekolah.
"Always sejak SD memang punya prestasi yang luar biasa, SMA dia peringkat enam secara umum (se-Papua) dan menjadi utusan Papua untuk PJTA pada 2015," kata dia.
Dengan keterbatasan ekonomi kedua orangtuanya, Always selalu berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, termasuk ketika berusaha masuk ke AAL.
Tanpa diarahkan, Always selalu menjaga kondisi fisiknya dengan baik dan terus meningkatkan kemampuan akademiknya secara otodidak.
"Dia selalu berangkat sekolah jam 6.00 pulang jam 17.30, dia di sekolah saja. Kalau sudah pulang dia tidak keluar lagi," kata dia.
Apa yang dicapai Always tidak sekadar membanggakan keluarga, tetapi juga bisa menjadi motivasi untuk pemuda Papua lainnya.
"Saya ingin putra kami maju supaya menjadi contoh untuk saudara-saudara kami di Papua. Ada banyak saudara kami di Sarmi tidak mengenal pendidikan," kata Dirmawaty.
Ia pun mengapresiasi pihak Lantamal X Jayapura yang telah memberikan bimbingan bagi anak-anaknya untuk bisa masuk ke AAL.