KOMPAS.com - Seorang perawat di Puskesmasa Pamengungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut dianiaya keluarga pasien.
Peristiwa penganiayaan terjadi pada Rabu (23/6/2021) malam sekitar pukul 20.07 WIB. Penganiayaan terekam CCTV dan videonya viral di media sosial.
Kejadian tersebut berawal saat orangtua pelaku yang mengeluh sakit dan dinyatakan positif Covid-19.
Baca juga: Soal Video Viral Perawat Dianiaya Keluarga Pasien, Ini Penjelasan Kepala Puskesmas
Karena isolasi mandiri tidak memadai, maka Rabu malam yang bersangkutan dibawa ke UGD PKM Pameungpeuk.
Setiba di puskesmas, pasien dan keluarga diminta menunggu di luar puskesmas. Sesuai dengan SOP, petugas kesehatan yang akan menangani pasien harus berganti pakaian dengab APD.
Pasien kemudian dibawa ke ranjang oleh perawat yang sudah menggunakan APD dan anak pasien.
Setelah pasien berbaring di ranjang, tiba-tiba anak pasien mendatangi perawat dan memukul bagian rahang korban sebanyak dua kali. Tenaga kesehatan yang lain kemudian melerai dan membawa pelaku pemukulan keluar.
Baca juga: Perawat yang Dipukul Keluarga Pasien Covid-19 Alami Luka Memar, Wabup Garut: Tak Boleh Terulang Lagi
"Si pelaku sempat berbicara ke tenaga medis, 'kenapa memakai baju APD, kan ayah saya bukan (terjangkit) Covid. Itu alasannya sehingga terjadi pemukulan," ucap Tatang.
Sementara itu Kepala Puskesmas Pameungpeuk Tuti Sutiah saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu.
Baca juga: Detik-detik Perawat Dianiaya Keluarga Pasien Covid-19 karena Pakai APD
Ia mengatakan penganiayaan terjadi karena keluarga pasien diduga tak sabar dengan pelayanan yang diberikan oleh korban.
Karena pasien tersebut diketahui terkonfirmasi positif Covid-19, sang perawat harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap.
"Perawat sudah sesuai prosedur karena pasiennya terkonfirmasi Covid-19," ungkapnya.
"Sempat bicara kasar juga ke perawat," kata dia.
Baca juga: Keluarga Pasien Covid-19 Hajar Seorang Perawat karena Menggunakan APD
Terkait kasus itu, pihaknya mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
"Kami sudah berkoordinasi dan melimpahkan permasalahan ini kepada Dinas Kesehatan dan Satgas," ujar Tuti.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman menyayangkan pemukulan tenaga kesehatan oleh keluarga pasien yang terjadi di wilayahnya.
Menurutnya peristiwa ini baru pertama kali terjadi di Garut dan dirinya memastikan peristiwa tersebut akan diproses secara hukum.
Setelah kejadian, hata Helmi, korban langsung visum dan ada luka memar bagian rahang.
Baca juga: Perawat di Garut Dianiaya Keluarga Pasien Covid-19, Terekam CCTV hingga Kronologi
"Perawatnya sudah di visum, kejadian ini tidak boleh terulang lagi," katanya kepada wartawan, Kamis (24/06/2021)
Ia juga menjelaskan jika saat ini pelaku pemukulan masih dalam pencarian petugas keamanan.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ari Maulana Karang | Editor : I Kadek Wira Aditya, David Oliver Purba), Tribun Jabar.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.