Ia mengaku setiap pemakaman minimal ada enam relawan yang membantu proses pemulasaraan jenazah dalam sejumlah taman pemakaman umum (TPU) di Kota Semarang.
Jenazah yang dimakamkan tidak hanya dari Kota Semarang, tetapi juga dari daerah sekitarnya.
"Kalau dulu seringnya bantu pemakaman di TPU Jatisari, Mijen, tapi kalau sekarang banyak TPU yang boleh memakamkan Covid-19. Jadi tergantung permintaan dari keluarga akan dimakamkan di TPU mana," jelasnya.
Ia berujar, sejauh ini memang belum ada penolakan dari masyarakat saat jenazah Covid-19 hendak dimakamkan di TPU yang dikelola warga.
Baca juga: Perjuangan Relawan di Wonogiri Makamkan Pasien Covid-19, Jalan 1 Km hingga Susuri Sungai
Hanya saja, beberapa waktu lalu, ada seorang oknum yang meminta tim relawan agar mengambil jalan memutar saat mengantar jenazah Covid-19.
"Kemarin sempat ada omongan di daerah Semarang Timur. Tidak boleh lewat saat antar jenazah. Hampir ada penolakan tapi ada oknum yang tidak menghendaki lewat situ. Akhirnya kita lewat memutar ke belakang makam," katanya.
Lucky mengakui beban pekerjaannya memang begitu berat dan tak kenal waktu karena setiap saat harus selalu siaga.
Saat tugas memanggil, pria yang berstatus sebagai tenaga harian lepas ini harus langsung bergegas meluncur ke TPU dengan APD lengkap.
Kendati demikian, ia melakukan pekerjaan tersebut dengan hati ikhlas atas dasar panggilan jiwa.
"Kami ikhlas membantu karena panggilan hati. Dari awal memang ingin meringankan keluarga yang berduka. Apalagi Covid-19 terus bertambah dan masih ada yang menstigma. Kan kasihan keluarga yang ditinggalkan," ungkapnya.
Baca juga: Kewalahan Hadapi Kasus Covid-19, Jabar Butuh 400 Relawan Medis
Untuk itu, ia berharap pagebluk ini cepat berlalu dan tidak ada lagi stigma masyarakat terhadap pasien Covid-19.
"Ini yang perlu diubah dari mindset masyarakat. Bahwa pasien Covid-19 yang meninggal sudah steril sesuai protokol. Begitu masuk peti jenazah sudah dibungkus plastik. Jadi tidak akan tertular. Memang Covid perlu waspada tapi tidak perlu paranoid," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.