Mereka jadi sangat percaya pada para dukuh dan warga sehingga pemantauan pada aktivitas warga jadi kendor.
Mereka telanjur percaya penuh pada kedewasaan warga. Bahkan, ketika hajatan hendak berlangsung, warga menandatangani pernyataan taat prokes ketika menggelar hajatan.
Kenyataan berkata lain.
“Pada pelaksanaannya, tidak patuh pada kesanggupannya,” kata Susanto.
“Kami merasa masyarakat sudah patuh (berdasar pengalaman) sebelumnya. Kami sudah percaya masyarakat dan dukuh (kepala dusun), kok tiba-tiba seperti itu,” kata Susanto.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati mengungkapkan, Kalibawang memang mendapat perhatian khusus.
Pasalnya, klaster berkembang dari warga berkumpul.
Tidak hanya hajatan, tapi banyak aktivitas lain yang membuat warga berkumpul. Penularan terjadi sampai ke keluarga.
“Khususnya Kalibawang. Penularan terbanyak di masyarakat memang penularan dalam keluarga, tapi awalnya dari hajatan. Selain itu juga ada tilik tetangga sakit, ternyata sakit dan positif, akhirnya (menular) ke keluarga,” kata Baning Rahayujati di kantornya.
Seiring penambahan klaster, kasus Corona juga terus bertambah di Kulon Progo. Positif Covid-19 sudah menembus 7.474 kasus sampai sekarang.
Sejumlah 106 kasus dalam perawatan rumah sakit rujukan Covid-19. Sebanyak 1.270 kasus isolasi mandiri di rumah.
Pasien sembuh mencapai 5.958 kasus. Kematian bertahan pada 140 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.