PALEMBANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang, Ahmad Zulinto mengaku akan segera memberlakukan sekolah tatap muka lantaran banyaknya desakan dari orangtua para siswa.
Sebab, para orangtua mengeluhkan metode belajar daring (dalam jaringan) tak efektif dan membuat para siswa menjadi kurang sosialisasi karena hanya belajar dari rumah.
Zulinto mengatakan, berdasarkan intruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sekolah tatap muka direncanakan berlangsung pada Senin (12/7/2021).
Baca juga: Malam Ini, Dua Ruas Jalan di Palembang Disekat untuk Kurangi Mobilitas Warga
Sehingga, mereka saat ini masih melakukan pembahasan dengan Wali Kota Palembang.
"Pembukaan sekolah atas permintaan dari orangtua siswa. Jika mereka bersedia, maka di buka. Tetapi jika tidak, maka sekolah tidak akan dibuka," kata Zulinto kepada wartawan, Kamis (24/6/2021).
Menurut Zulinto, sebelum membuka sekolah, banyak persiapan yang harus dilakukan. Mulai dari penerapan protokol kesehatan (Prokes) sampai sterilisasi tempat belajar.
Baca juga: Angka Kematian Covid-19 di Palembang Lewati Standar WHO, Ini Penyebabnya
Tak hanya itu, para siswa yang hadir dalam kelas pun dibatasi hingga 50 persen. Selain itu, proses belajar pun hanya berlangsung maksimal selama empat jam dan minimal dua jam.
"Kita memang sudah harus (sekolah) tatap muka, mau tidak mau, suka tidak suka akan tatap muka, intruksi dari bapak Menteri begitu," ujarnya.
Sampai saat ini, baru 24 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Palembang yang disetujui untuk melaksanakan belajar offline.
Sekolah tersebut, menurut Zulinto telah memenuhi prokes yang sudah diberikan. Seperti menyediakan sarana cuci tangan dan membatasi ruang kelas.
"Untuk sekolah, sudah kita sosialisasikan agar menerapkan prokes, baru 24 SMP yang saya rekomendasikan untuk buka, sisanya masih menunggu," jelas Zulinto.
Dalam penerapan belajar tatap muka nanti, Disdik Kota Palembang akan melakukan evaluasi setiap bulan.
Bila nantinya belajar offline ternyata berisiko tinggi, maka sekolah akan kembali ditutup.
"Jika Juli sudah jadi masuk (Sekolah), Agustus kita evaluasi. Kalau memang membaik, kita akan tambah, kalau tidak baik dan ada masalah terpaksa kita online lagi," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.