Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Tolak Bawa ke RS, Lansia Penderita Covid-19 di Kota Tegal Meninggal Saat Isolasi Mandiri

Kompas.com - 24/06/2021, 18:27 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com -Seorang pasien Covid-19 berusia lanjut di Kota Tegal, Jawa Tengah, meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di kediamannya di Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat, Kamis (24/6/2021).

Meski memiliki komorbid, sebelumnya pasien berjenis kelamin perempuan berusia 60 tahun itu tidak pernah mendapat perawatan intensif di rumah sakit lantaran anak-anaknya menolak untuk dirujuk.

"Alasan anak-anaknya kalau dibawa ke rumah sakit nanti tambah drop, dan berbagai alasan lainnya," kata Kepala Kelurahan Pekauman, Rudy Pratikno, saat proses evakuasi jenazah ke RSUD Kardinah, Kamis (24/6/2021).

Baca juga: Ratusan ODGJ di Makassar Cepat Sembuh dari Covid-19, Dokter: Tak Pikirkan Penyakit dan Bahagia
Rudy mengemukakan, sebelumnya pasien tersebut bersama suaminya terkonfirmasi positif Covid-19 pada 14 Juni 2021.

Waktu itu petugas Puskesmas berusaha membujuk agar pasien mau dibawa ke rumah sakit. Karena menolak, pasangan suami istri itu akhirnya isolasi mandiri.

Rudy pun mendapat kabar jika pasien tersebut meninggal dunia sekitar pukul 03.00 WIB dari pihak keluarga yang juga kebingungan perihal proses pemakaman.

Pihak posko PPKM Skala Mikro kelurahan akhirnya menghubungi RSUD Kardinah untuk membawa jenazah agar dimandikan dan dimakamkan sesuai prosedur.

Oleh anak-anaknya, sang ayah yang positif Covid-19 akhirnya diperbolehkan dirujuk ke ruang perawatan rumah sakit.

"Setelah dapat laporan kami menghubungi puskesmas dan Dinas Kesehatan. Jenazah dibawa ke RSUD Kardinah untuk dimandikan dan langsung dimakamkan sesuai standar prosedur," imbuh Rudy.

Baca juga: Abdurrahman Wahid Diusulkan Jadi Nama Bandara di Blora, Ganjar: Bikinkan Patung Gus Dur di Depan

Belajar dari peristiwa itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Tegal, Siti Halamah berharap keluarga bisa lebih bijaksana ketika ada yang positif Covid-19 agar diperbolehkan dirawat atau paling tidak diisolasi terpusat di tempat yang disediakan pemerintah.

Selain berbahaya bagi pasien itu sendiri, juga berpotensi menularkan ke anggota keluarga yang lainnya.

"Karena bahayanya kalau isolasi mandiri di rumah risiko terberat adalah penularan ke anggota keluarga lain. Selain itu tidak ada dokter dan tenaga medis yang mengawasi," terang Halamah.

Halamah mengungkapkan, klaster keluarga menjadi klaster terbesar yang ada di Kota Tegal. Dari 92 klaster, 81 di antaranya adalah klaster Keluarga.

"Karenanya usahakan jangan isolasi di rumah, kecuali benar-benar rumahnya itu representatif yang memungkinkan dia benar-benar disiplin prokes," ujarnya.

Halamah kembali menegaskan, bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 wajib melakukan isolasi secara disiplin apalagi sampai keluar rumah.

"Kalau ada orang positif dan dia sengaja menularkan pada orang lain, tidak taat aturan, itu sama saja melanggar undang-undang kekarantinaan," pungkas Halamah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com