"Anak-anak muda ini perlu nantinya diantisipasi kesadaran protokol kesehatan. Meskipun masih muda, sangat rentan sekali penularan," tutur Febri.
Menurut Febri, data kasus aktif Covid-19 pada anak ini juga bersifat dinamis.
Peningkatan ini juga dapat dipengaruhi dari pola hidup masyarakat.
Ketika terjadi lonjakan Covid-19, maka otomatis berpengaruh pula pada anak-anak.
"Kembali lagi kammi lihat yang terjadi pada anak ini bisa dipengaruhi dari orangtuanya. Ketika kasus sekarang terjadi lonjakan, otomatis berpengaruh juga terhadap anak-anak," kata dia.
Dinkes Surabaya juga mencatat, terkait positivity rate yang ada di Kota Pahlawan berdasarkan data kumulatif hingga tanggal 21 Juni 2021, berada di-angka 19 persen.
Positivity rate sendiri sifatnya berjalan secara dinamis.
Baca juga: 10 Orang di Madiun Positif Covid-19, Bermula Satu Warga Sakit Sepulang dari Surabaya
Febri mencontohkan, ketika memasuki Minggu ke-65, antara tanggal 7-13 Juni 2021, positivity rate di Surabaya sekitar 10,73 persen.
Kemudian, terjadi peningkatan ketika masuk Minggu ke-66, antara tanggal 14-20 Juni 2021 berada di angka sekitar 21 persen.
Namun, ketika memasuki Minggu ke-67, menurun menjadi 19 persen.
Meski demikian, sebelum tanggal 4 Juni 2021, positivity rate di Surabaya pernah mencapai 4-7 persen.
"Ini semua kami berharap dengan disiplin protokol kesehatan, 5M diterapkan secara disiplin, maka kita bisa menekan angka Covid-19 yang di Kota Surabaya. Karena kami juga di pemkot sedang memaksimalkan vaksin untuk warga, masyarakat umum," tutur Febri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.