KOMPAS.com - Bupati Jember Hendy Siswanto dibuat kebingungan soal temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal dana Covid-19 di Kabupaten Jember.
Menurutnya, sampai sekarang dirinya masih belum menemukan cara untuk memberikan jawaban soal pertanggungjawaban dana sebesar Rp 107 miliar.
Sementara itu, berita tentang seorang perempuan bernama Lena (40), warga Citayam, Kabupaten Bogor, menyita perhatian pembaca.
Baca juga: Pengakuan Pengurus Sekolah yang Siswanya Rusak Belasan Makam di Solo
Lena mengaku telah menunggu berjam-jam kepastian suaminya bisa mendapat perawatan di rumah sakit.
Semua rumah sakit yang sempat didatangi mengaku kamar sudah penuh.
Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:
Lebih lurang 15 jam, Lena bersama kakaknya harus menembus terik matahari hingga gelap malam hanya untuk mencari satu ruang rawat inap bagi suaminua yang menderita gagal ginjal.
Ia mengaku hampir putus asa mencari rumah sakit yang mau merawat suaminya.
"Saya mutar-mutar dari pagi, tiap saya bawa ke RS pasti nunggu dan ujung-ujungnya dibilang penuh. Akhirnya saya bawa lagi ke RS dan sama saja (penuh lagi)," ungkapnya.
Karena ke sana kemari mencari rumah sakit, Lena khawatir suaminya akan tertular Covid-19.
Baca berita selengkapnya: Cerita Lena, dari Matahari Terbit hingga Terbenam Tak Kunjung Dapatkan RS untuk Perawatan Suami
Hendy mengaku, saat ini dirinya sudah meminta jajarannya dan para pejabat untuk mencaru solusi soal dana Covid-19 Rp 107 miliar itu.
“Rp 107 miliar ini membuat saya sangat sedih. Terus terang saja, bagaimana cara menyelesaikan, kami masih belum melihatnya,” kata Hendy usai rapat paripurna di DPRD Jember, Selasa (22/6/2021).
Menurutnya, pertanggungjawaban dana itu bukan pada dirinya, melainkan kebijakan yang dilakukan oleh bupati sebelumnya.
“Satu bulan sudah terlewati, kami masih bingung apa untuk memberikan jawaban LHP BPK,” terang dia.
Baca berita selengkapnya: Dana Covid-19 Rp 107 Miliar Tak Bisa Dipertanggungjawabkan, Bupati Jember Bingung Cari Jawaban
Kapolresta Bandar Lampung, Komisaris Besar Yan Budi Jaya menjelaskan, pihaknya masih memburu 9 preman yang merusak warung milik Hadi Supeno (49), warga Bandar Lampung.
pihaknya mendalami keterangan sejumlah saksi atas perusakan warung yang berada di Jalan Ir Sutami, Kelurahan Way Gubak, Kecamatan Sukabumi itu.
"Kami masih cari dan kejar terduga para pelakunya. Sehingga jelas kenapa terjadi perusakan warung atau lapak tersebut," kata Yan Budi saat dihubungi, Selasa (22/6/2021) malam.
Baca berita selengkapnya: Warung Hadi Diobrak-abrik 9 Preman, Polisi: Lapak Korban Berdiri di Lahan Orang
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhamad Iid Mujtahidin menjelaskan, berdasarkan pantauan alat pengukur suhu udara di stasiun Geofisika saat ini suhu udara minimum absolut di Kota Bandung dalam kurun 5 hari terakhir adalah 18,2 derajat celcius.
"Masih relatif normal. Memang pada tahun ini periode musim kemarau di wilayah Bandung Raya yang diprediksi secara umum bulan Mei-Juni masih di sertai adanya pembentukan awan-awan hujan," jelas Iid melalui pesan singkat, Rabu (23/6/2021).
Baca berita selengkapnya: Kota Bandung Dingin 5 Hari Terakhir, Begini Penjelasan BMKG
Kasat Lantas Polres Tanjung Perak AKP Eko Adi Wibowo mengatakan mayoritas massa yang ada di lapangan adalah anak di bawah umur.
Massa yang sebagian masih berusia anak-anak menggunakan motor yang dimodifikasi dan berkumpul di bawah jembatan.
"Itu anak-anak tanggung belum genap 17 tahun, mau diperiksa pun masih anak di bawah umur. Dia pengendara sepeda motor perotolan itu yang numpuk di bawah jembatan itu knalpotnya yang enggak karuan itu," ucap Eko saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Selas (22/6/2021).
Baca berita selengkapnya: Pos Penyekatan Suramadu Diserang Pakai Petasan, Polisi Sebut Pelakunya Mayoritas Anak di Bawah Umur
(Penulis: Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya, Kontributor Bandung, Agie Permadi, Kontributor Bandung, Agie Permadi | Editor : Aprillia Ika, Rachmawati, Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.