Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Penyekatan Suramadu, Dianggap Diskriminatif, Terjadi Demonstrasi dan Kericuhan hingga Skrining Tes Antigen Dihentikan

Kompas.com - 24/06/2021, 05:52 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, ada beberapa poin yang dibahas dalam audiensi tersebut.

Pertama adalah meluruskan adanya soal isu diskriminasi yang muncul karena penerapan penyekatan di akses Suramadu.

"Salah satunya adalah terkait diskriminasi, tapi bukan menyangkut ras (golongan). Diskriminasi yang dianggap oleh mereka (ormas) adalah diskriminasi kebijakan yang dilakukan pemerintah kota," kata Irvan.

Menurut dia, salah satu ormas menilai bahwa kebijakan penyekatan di akses Suramadu sisi Surabaya ini merupakan bentuk diskriminasi kebijakan.

Baca juga: Mulai Hari Ini SIKM Berlaku Saat Melintas di Jembatan Suramadu, Begini Alurnya bagi Warga Bangkalan

Namun, setelah diberikan pemahaman, akhirnya mereka menyadari bahwa kebijakan tersebut bukanlah sebuah diskriminasi.

"Setelah kita berikan pemahaman kita terangkan semuanya, ternyata mereka menyadari bahwa ini bukan sebuah diskriminasi. Tapi memang sebuah upaya untuk memutus mata rantai dan mereka memahami. Karena kan tidak bisa keluar dari 3T. Testing, Tracing dan Treatment," ujar dia.

Tokoh Bangkalan bantah ada diskriminasi

Sebelumnya, Bupati Bangkalan R Abdul Latif Ami  Imron mengatakan tidak ada perbedaan maupun diskriminasi kepada warga Madura.

Sebab, warga yang mau ke Bangkalan, Madura, juga sudah dilakukan tes swab antigen, sama seperti warga yang dari Madura ke Surabaya.

"Sekali lagi, tidak ada diskriminasi kepada warga Madura, karena perlakuan yang sama (screening dan tes antigen) juga dilakukan bagi warga (dari arah Surabaya) yang akan berkunjung ke Madura, dilakukan tes swab yang sama (seperti) di Surabaya," kata Ra Latif.

Baca juga: Video Viral Petugas di Pos Penyekatan Suramadu Diserang Pakai Petasan, Begini Penjelasan Polisi...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com