Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identifikasi Ancaman Pembiakan Penyu Hijau dan Sisik Penghuni Pulau Sangalaki

Kompas.com - 23/06/2021, 16:05 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Ancaman terbesar pembiakan penyu di Pulau Sangalaki, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), adalah pencurian telur penyu.

Orang tak dikenal selalu datang ke pulau seluas 280 hektar itu berburu telur tiap malam.

"Kadang mereka datang subuh-subuh di saat kita mulai ngantuk," ungkap Polisi Hutan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Lipu (54) kepada Kompas.com saat mengunjungi Pulau Sangalaki, pekan lalu.

Baca juga: Melihat Lebih Dekat Pulau Sangalaki, Surga bagi Penyu

Lipu bersama beberapa rekannya selalu patroli tiap malam. Mereka bergantian menjaga telur penyu dari pencurian dan satwa predator di pulau ini.

Lipu bercerita, sudah beberapa kali memergoki para pemburu liar telur penyu di pesisir pantai Sangalaki saat patroli.

"Begitu mereka lihat ada petugas, mereka lari enggak jadi ambil. Setelah kita bergeser mereka datang lagi," terang dia.

Para pencuri telur penyu dengan petugas polisi hutan seperti kucing-kucingan.

Guna mengantisipasi hal itu, Lipu bersama rekan-rekannya merelokasi telur penyu dari pantai ke sarang buatan agar aman.

Rutinitas itu mereka lakukan tiap malam setelah menunggu penyu selesai bertelur. Pantai Sangalaki merupakan tempat bertelur penyu hijau dan penyu sisik.

Dalam semalam ada belasan hingga puluhan ekor penyu bertelur. Tiap ekor bisa bertelur sampai 70 hingga 200 butir.

"Kalau enggak kami ambil (relokasi) hilang semua Pak," keluh Lipu.

Baca juga: Diduga Terjerat Jaring Nelayan, Seekor Penyu Ditemukan Mati di Aceh Jaya

Pengakuan sama juga disampaikan Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, BKSDA Kaltim wilayah kerja Berau Dheny Mardiono dan Kepala Resor Pulau Sangalaki, Prawira Harja.

Prawira mengaku pernah memasang kamera trap di beberapa titik di pesisir pantai. Dengan harapan jika pelaku pencurian terekam jelas, bisa menjadi bukti laporan ke polisi.

"Tapi pencuri datang pakai penutup wajah. Pakaiannya kaya ninja-ninja. Saya lihat video itu kadang tertawa, segitunya mencuri telur penyu," ungkap Prawira.

Polisi hutan yang bertugas menjaga telur penyu di pulau Sangalaki, secara bergantian tiap dua pekan sekali, dengan jumlah personel tiga orang per tim.

Karena keterbatasan personel dengan luas pulau 280 hektar, membuat Lipu, Prawira dan rekan-rekan kadang kesulitan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BKSDA Kaltim Nur Patria Kurniawan mengakui, keterbatasan personel menjadi kendala aktivitas pencurian ilegal telur penyu sulit dibendung.

"Makanya mereka tiap malam merelokasi telur penyu itu kadang sampai subuh karena banyaknya penyu bertelur di pantai," ungkap Nur.

Selain ancaman pencurian, hewan pemakan telur penyu seperti biawak juga mengancam.

"Karena itu teman-teman ini sudah berjuang maksimal mengamankan telur penyu ini agar terus menetas lebih banyak tukik," jelasnya.

Telur penyu yang dicuri biasanya dijual dengan kisaran harga variatif.

Menurut informasi dihimpun Prawira, harga jual tertinggi berada di wilayah Samarinda dengan mencapai Rp 25.000 per butir.

Penelusuran Kompas.com dari pemberitaan media lokal di Kaltim, polisi beberapa kali menangkap penjual telur penyu ilegal ini.

Pada Mei 2018, Polresta Samarinda menangkap seorang pedagang di Jalan Pangeran Antasari, Samarinda. Dari tangannya, polisi menyita 197 butir telur penyu.

Menurut pengakuan pelaku ke polisi, telur itu ia dapat dari pengusaha yang mendatangkan ratusan butir kemudian diserahkan ke pengecer, termasuk dirinya.

Juli 2019, Polres Berau menggagalkan penyelundupan 700 butir telur penyu.

Selanjutnya, Maret 2021, tim Lanal Sangatta menangkap dua penyelundup 903 butir telur penyu di Sangatta, Kutai Timur.

Nur meminta masyarakat tidak memperjualbelikan telur penyu, sebab penyu merupakan satwa dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Pasal 21 ayat (2) huruf e UU ini melarang memperniagakan atau memperdagangkan dan menyimpan atau memiliki telur penyu dengan ancaman penjara lima tahun.

Data BKSDA Kaltim jumlah penyu bertelur di Pulau Sangalaki berkisar antara 2.000 sampai 5.000 tiap tahunnya sejak 2014 sampai 2020.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bobol Dana Nasabah Rp 8,5 Miliar, Eks Pejabat Bank Himbara Dituntut 10 Tahun Penjara

Bobol Dana Nasabah Rp 8,5 Miliar, Eks Pejabat Bank Himbara Dituntut 10 Tahun Penjara

Regional
Kecewa Pelantikan Lurah, Ketua RT dan RW di Bima Segel Kelurahan

Kecewa Pelantikan Lurah, Ketua RT dan RW di Bima Segel Kelurahan

Regional
Massa Desak Wali Kota Siantar Selesaikan Konflik Petani dengan PTPN III

Massa Desak Wali Kota Siantar Selesaikan Konflik Petani dengan PTPN III

Regional
Truk Pengangkut Batu Bara Terguling di Tol Balikpapan-Samarinda, Muatannya Berserakan di Jalanan

Truk Pengangkut Batu Bara Terguling di Tol Balikpapan-Samarinda, Muatannya Berserakan di Jalanan

Regional
Pembunuh Pasutri di Kubu Raya Ditangkap, Ternyata Residivis dan Tetangga Korban

Pembunuh Pasutri di Kubu Raya Ditangkap, Ternyata Residivis dan Tetangga Korban

Regional
Jatim Borong 4 Penghargaan Peternakan, Khofifah: Semoga Peternakan Jatim Makin unggul

Jatim Borong 4 Penghargaan Peternakan, Khofifah: Semoga Peternakan Jatim Makin unggul

Regional
Bocah di Lombok Tengah Meninggal Usai Digigit Anjing Liar

Bocah di Lombok Tengah Meninggal Usai Digigit Anjing Liar

Regional
'45 Karyawan Bakal Nganggur Jika TikTok Tidak Boleh Jualan”

"45 Karyawan Bakal Nganggur Jika TikTok Tidak Boleh Jualan”

Regional
Kebakaran Hanguskan 10 Rumah di Ambon

Kebakaran Hanguskan 10 Rumah di Ambon

Regional
Vonis 7 Terdakwa Korupsi RSUD Pasaman Barat di Bawah Tuntutan, Jaksa Ajukan Kasasi

Vonis 7 Terdakwa Korupsi RSUD Pasaman Barat di Bawah Tuntutan, Jaksa Ajukan Kasasi

Regional
Detik-detik Ekskavator Terguling Saat Evakuasi Korban Hilang di Embung, Videonya Viral

Detik-detik Ekskavator Terguling Saat Evakuasi Korban Hilang di Embung, Videonya Viral

Regional
Mahasiswa di Batam Tewas Tenggelam Saat Uji Coba Kapal Tanpa Awak Buatannya

Mahasiswa di Batam Tewas Tenggelam Saat Uji Coba Kapal Tanpa Awak Buatannya

Regional
TikTok Shop Dilarang, Warga Batam Kecewa: Ga Ada Lagi Gratis Ongkir

TikTok Shop Dilarang, Warga Batam Kecewa: Ga Ada Lagi Gratis Ongkir

Regional
12 Tradisi Maulid Nabi di Indonesia, dari Sekaten hingga Mengayun Bayi

12 Tradisi Maulid Nabi di Indonesia, dari Sekaten hingga Mengayun Bayi

Regional
Pekerja Migran Dipulangkan dalam Kondisi Lumpuh dari Arab Saudi, Polda NTB Selidiki

Pekerja Migran Dipulangkan dalam Kondisi Lumpuh dari Arab Saudi, Polda NTB Selidiki

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com