KOMPAS.com - Kembali terjadi kericuhan di posko penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya pada Selasa (22/6/2021).
Dari video yang beredar, terdengar suara ledakan petasan dan terekam petugas berusaha menangani kericuhan. Perekam menyebut massa mebobol bagian belakang tenda.
Saat dikonfirmasi Kasat Lantas Polres Tanjung Perak AKP Eko Adi Wibowo mengatakan mayoritas massa yang ada di lapangan adalah anak di bawah umur.
Baca juga: Video Viral Petugas di Pos Penyekatan Suramadu Diserang Pakai Petasan, Begini Penjelasan Polisi...
Hal tersebut membuat ia merasa janggal. Massa yang sebagian masih berusia anak-anak menggunakan motor yang dimodifikasi dan berkumpul di bawah jembatan.
"Itu anak-anak tanggung belum genap 17 tahun, mau diperiksa pun masih anak di bawah umur. Dia pengendara sepeda motor perotolan itu yang numpuk di bawah jembatan itu knalpotnya yang enggak karuan itu," ucap Eko saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Selas (22/6/2021).
Baca juga: Kronologi Warga Madura Demo Tolak Penyekatan Suramadu, Berikut Tuntutannya
Setiba di Bangkalan, petugas kembali ke Suarabaya menjelang shubuh. Saat itu kondisinya normal dan tak ada penumpukan penumpang.
Namun setelah petugas selesai shalat, ia menerima laporan jika ada massa yang melawan arah dan merobohkan pagar.
Baca juga: Massa Rusak Pagar Pembatas Jembatan Suramadu Sisi Surabaya, Polisi: Akan Diproses Hukum
Eko dan 10 petugas lainnya langsung menuju ke lokasi. Melihat kedatangan petugas, massa kabur dengan melompati pembatas kendaraan hingga trun di Jalan Tambak Wedi.
Menurut Eko ada sekitar 200 orang yang berkumpul. Petugas kemudian memecah kerumuman massa. Sebagian masuk ke Kampung Tambak Wedi dan sebagian lain berlari ke arah bawah Jembatan Suramadu.
Saat ditekan mundur, massa yang berkumpul langsung bubar dan mereka mundur pelan-pelan.
Baca juga: Kronologi Massa Rusak Pagar Jembatan Suramadu, Polisi Buru Pelaku
Ia menyebut penyekatan di Jembatan Suramadu menghambat ruang gerak pelaku kriminal.
"Jadi bukan warga pengendara yang biasa, bisa saja bagi mereka yang memiliki niat kriminal dengan adanya penyekatan ini seakan-akan terhambat," kata dia.
"Inilah salah satu manfaat penyekatan di posko Suramadu. Penyekatan ini selain menangani Covid-19. Agar juga berimbas pada ruang gerak kriminal, tidak terlalu leluasa," kata Eko.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muchlis | Editor : Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.