KOMPAS.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka prihatin dengan aksi perusakan belasan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cemoro Kembar, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.
Apalagi, menurut Gibran, terduga pelaku perusakan adalah anak-anak sekolah di bawah umur.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu pun menutup sekolah tempat anak-anak tersebut belajar.
"Ini sudah kurang ajar sekali. Nanti segera kami proses," kata Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (22/6/2021).
"Sekolahnya apakah sudah berizin? Kok selama penutupan sekolah ini (masih Covid-19) kok bisa tatap muka (PTM). Izinnya seperti apa. Yang lain tutup (daring) kok dia PTM. Dari prokesnya aja sudah tidak tepat. Yang jelas sekolahnya harus ditutup," tambahnya.
Selain itu, Gibran juga meminta anak-anak yang terlibat perusakan untuk mendapat pembinaan.
Baca juga: Kronologi Massa Rusak Pagar Jembatan Suramadu, Polisi Buru Pelaku
"Pasti yang jelas anak-anak yang kemarin itu akan kami bina dan harus diluruskan mindset-nya. Siswanya banyak yang luar kota sebenarnya," terang dia.
Sementara itu, aparat kepolisian mengaku sudah meminta keterangan sejumlah saksi.
Kepala Kepolisian Resor Kota Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi kasus perusakan itu.
Baca juga: Gibran Tutup Sekolah yang Siswanya Diduga Rusak Belasan Makam di Solo
"Serahkan sepenuhnya (penanganan kasus) ini pada proses hukum yang berjalan. Kita amanah, kita akan lakukan penyelidikan secara profesional," terang dia.
Sementara itu, dari hasil koordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo, lembaga pendidikan tempat para anak-anak terduga pelaku perusakan ternyata tidak berizin.
Menurut Ade, ada 39 siswa yang belajar di lembaga tersebut dan nantinya akan diberikan pembinaan.
Baca juga: Gibran Ajak Keluarga ke Jakarta Beri Doa dan Ucapan Ulang Tahun untuk Jokowi