BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sucipto, pemilik usaha “Istana Sirsak" di Banyuwangi, Jawa Timur, mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 50 juta per bulan.
Produk usahanya yakni buah sirsak kupas beku. Warga Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, ini merintis usahanya sejak 2014 dengan modal awal Rp 150.000.
Kini, produknya telah menembus berbagai kota di Tanah Air.
Sucipto bercerita, awalnya ia melihat potensi sirsak di Banyuwangi cukup berlimpah. Namun pemanfaatannya belum tergarap maksimal.
Di sejumlah pasar di Banyuwangi, banyak buah sirsak matang yang dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan.
"Lalu saya survei pasar, ternyata ada sirsak yang sudah masak lalu dibuang karena masyarakat tidak bisa mengolah," katanya dikutip dari rilis Pemkab Banyuwangi, Selasa (22/6/2021).
Baca juga: Begini Awal Mula Kebijakan Skrining dan Tes Antigen di Pos Penyekatan Suramadu
Ia menyayangkan hal itu karena buah sirsak sangat bermafaat untuk kesehatan.
"Lalu terpikir bagaimana memanfaatkannya," kata Sucipto.
Sucipto tergerak memperpanjang usia sirsak, dengan cara dibekukan.
Bermodal Rp 150.000, dia bertekad memulai usahanya. Dari modal tersebut, kini omzet penjualannya mencapai Rp 50 juta per bulan.
“Dua tahun saya jatuh bangun, Alhamdulillah 2016 mulai banyak peminatnya. Bahkan saya sampai kewalahan memenuhi permintaan,” kata Sucipto.
Sirsak beku produksi Sucipto telah dipasok ke sejumlah pabrik dan restoran di berbagai kota, seperti Jakarta, Banjar, Bali, Surabaya, dan Mataram.