Saat memantau penyekatan di hari pertama, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta kepada Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron untuk tidak membiarkan warga asal Bangkalan masuk ke Surabaya tanpa menunjukkan hasil negatif Covid-19.
Sebab, Kota Surabaya bisa terkena imbas dari meningkatnya kasus Covid-19 yang terjadi di Bangkalan setelah libur Lebaran.
"Saya sudah bilang ke Bupati Bangkalan, yo ojok dilosno ae (jangan dibiarkan begitu saja). Di sana (Bangkalan) ya diberikan swab antigen sebelum masuk ke Surabaya. Kan ini daerah yang saling melengkapi. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri," kata Eri.
Eri memberi syarat kepada warga Bangkalan untuk membawa surat bebas Covid-19 jika ingin masuk ke Surabaya.
"Kalau model seperti ini, terus bagaimana? Satu lepas bisa semua kena. Semua yang kita lakukan di sini semua hanya untuk kepentingan masyarakat. Kalau dampaknya besar terus seperti apa nanti," kata Eri.
Wakil Bupati Bangkalan Mohni menanggapi permintaan Eri Cahyadi yang meminta Pemerintah Kabupaten Bangkalan tak membiarkan warganya masuk ke Surabaya tanpa menunjukkan hasil negatif Covid-19.
Menurutnya, pihaknya baru bertemu dengan Eri pada Senin (7/6/2021) dini hari bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di rest area Suramadu sisi Bangkalan.
Hasil koordinasi tersebut disepakati bahwa kedua daerah telah terhubung untuk bekerja sama mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Mohni menegaskan, Pemkab Bangkalan dan Pemkot Surabaya sepakat membatasi ruang gerak masyarakat dalam melakukan perjalanan, mengingat kasus Covid-19 di Bangkalah meningkat setelah libur Lebaran.
"Kami sudah sepakat. Kita ngerem warga kita ke Surabaya, dia (Wali Kota Surabaya) juga ngerem warganya ke Madura. Orang Surabaya yang mau ke Madura juga dia rem di sana," ujar Mohni.
Dari hasil koordinasi itu juga, Pemkab Bangkalan juga sepakat melakukan penyekatan di Suramadu sisi Bangkalan.
Mohni mengatakan, pos penyekatan Suramadu di sisi Bangkalan diaktifkan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di Jembatan Suramadu.