BLITAR, KOMPAS.com - Wali Kota Blitar Santoso menganggap peristiwa tewasnya bocah berusia 11 tahun akibat tertimpa tembok milik Pemerintah Kota Blitar sebagai sebuah musibah.
Santoso mengatakan, pagar tembok milik Balai Benih Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian itu sudah berusia tua sehingga roboh pada Sabtu (19/6/2021) ketika terjadi hujan deras.
Santoso juga mengatakan, tidak ada pihak yang bisa dimintai pertanggungjawaban atas tewasnya bocah bernama Dicky Asvirano itu karena tembok yang roboh adalah bangunan yang sudah berusia tua.
Baca juga: Bocah 11 Tahun Tewas Tertimpa Tembok, DPRD Minta Pemerintah Tanggung Jawab jika Ada Faktor Kelalaian
Rekanan Pemerintah Kota Blitar yang mengerjakan pembangunan tembok itu, ujarnya, juga tidak bisa dimintai pertanggungjawaban karena usia bangunan sudah lebih dari 10 tahun.
"Itu bangunan lama kira-kira sudah 10 tahun lalu. Kecuali kalau itu bangunan baru, setahun dua tahun, kita akan meminta pertanggungjawaban rekanan. Jadi semuanya menganggap itu adalah musibah," ujarnya usai menghadiri Rakerda DPD PDI Perjuangan Jawa Timur di Gedung Kesenian Kota Blitar, Senin (21/6/2021).
Santoso mengklaim bahwa kondisi pagar tembok di sebuah gang di Jalan Akasia, Kota Blitar itu dalam keadaan baik sebelum roboh.
Menurutnya, sebelum insiden tidak juga ada tanda-tanda bahwa tembok tersebut akan roboh.
"Kita tidak tahu karena kondisi pagar juga dalam keadaan bagus, karena musim penghujan kebetulan ada beberapa anak yang bermain di situ. Nah kemudian karena hujan deras tiba-tiba roboh," ujarnya.
Baca juga: Pulang Bermain Saat Hujan, Bocah 11 Tahun Tewas Tertimpa Pagar Tembok
Santoso juga menekankan, pihaknya akan memberikan santunan kepada orang tua korban namun menolak menyebutkan bentuk dan jumlahnya.
"Mudah-mudahan mereka (orangtua korban) bisa lapang dada," ujarnya.
Menurut Lurah Rembang Suprabowo, Dicky Asvirano adalah anak satu-satunya dari pasangan suami istri yang bekerja sebagai buruh serabutan.
Dicky Asvirano tewas tertimpa pagar tembok setinggi 3 meter dii sebuah gang di Jalan Akasia, Kota Blitar saat sedang bermain hujan-hujanan bersama 10 temannya pada Sabtu (19/6/2021).
Baca juga: Viral, Video Pemulung Tua Dijambret, Kapolres Blitar: Pelaku Harus Bertanggung Jawab
Saksi mata menyebutkan, Dicky berdiam di dekat pagar tembok karena kedinginan sementara teman-temannya bermain di dekat selokan yang ada di sisi seberang dari tembok tersebut.
Ketika tembok roboh, 10 teman Dicky berhasil menghindar dengan melompat ke area persawahan, kecuali Dicky.
Saat dievakuasi, posisi Dicky tengkurap dibawah reruntuhan tembok setinggi 3 meter itu dengan luka parah pada bagian kepala.
Bagian yang roboh dari pagar tembok itu sekitar 150 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.