Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Blitar Anggap Tewasnya Bocah 11 Tahun yang Tertimpa Tembok sebagai Musibah

Kompas.com - 22/06/2021, 06:31 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Wali Kota Blitar Santoso menganggap peristiwa tewasnya bocah berusia 11 tahun akibat tertimpa tembok milik Pemerintah Kota Blitar sebagai sebuah musibah.

Santoso mengatakan, pagar tembok milik Balai Benih Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian itu sudah berusia tua sehingga roboh pada Sabtu (19/6/2021) ketika terjadi hujan deras.

Santoso juga mengatakan, tidak ada pihak yang bisa dimintai pertanggungjawaban atas tewasnya bocah bernama Dicky Asvirano itu karena tembok yang roboh adalah bangunan yang sudah berusia tua.

Baca juga: Bocah 11 Tahun Tewas Tertimpa Tembok, DPRD Minta Pemerintah Tanggung Jawab jika Ada Faktor Kelalaian

Rekanan Pemerintah Kota Blitar yang mengerjakan pembangunan tembok itu, ujarnya, juga tidak bisa dimintai pertanggungjawaban karena usia bangunan sudah lebih dari 10 tahun.

"Itu bangunan lama kira-kira sudah 10 tahun lalu. Kecuali kalau itu bangunan baru, setahun dua tahun, kita akan meminta pertanggungjawaban rekanan. Jadi semuanya menganggap itu adalah musibah," ujarnya usai menghadiri Rakerda DPD PDI Perjuangan Jawa Timur di Gedung Kesenian Kota Blitar, Senin (21/6/2021).

Santoso mengklaim bahwa kondisi pagar tembok di sebuah gang di Jalan Akasia, Kota Blitar itu dalam keadaan baik sebelum roboh.

Menurutnya, sebelum insiden tidak juga ada tanda-tanda bahwa tembok tersebut akan roboh.

"Kita tidak tahu karena kondisi pagar juga dalam keadaan bagus, karena musim penghujan kebetulan ada beberapa anak yang bermain di situ. Nah kemudian karena hujan deras tiba-tiba roboh," ujarnya.

Baca juga: Pulang Bermain Saat Hujan, Bocah 11 Tahun Tewas Tertimpa Pagar Tembok

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Regional
Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatuk Ambruk

Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatuk Ambruk

Regional
Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Regional
Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Regional
BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

Regional
Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Regional
Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Regional
Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Regional
Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Regional
Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Regional
Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Regional
Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Regional
Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com