Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2021, 20:48 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Gubernur Banten Wahidin Halim mempertimbangkan untuk memberlakukan lockdown atau karantina wilayah setelah kasus positif Covid-19 mengalami lonjakan dalam sepekan.

Menurut Wahidin, penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dianggap tidak efektif lagi karena tingginya mobilitas warga.

"Ya harus (ada pengetatan). Tapi kita tetap minta petunjuk lockdown (ke pemerintah pusat). Apakah PSBB, atau PPKM," kata Wahidin kepada wartawan di Pendopo Gubernur, Kota Serang. Senin (21/6/2021).

Baca juga: Situs Web PPDB Banten Eror, Calon Siswa Daftar Manual

Menurut Wahidin, meningkatnya kasus Covid-19 disebabkan menurunnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

Wahidin mengaku sudah lelah menangani pandemi Covid-19 dan meminta masyarakat menerapkan prokes.

"Wisata kemarin terbuka banget, kemarin orang bebas, pasar-pasar juga ramai, mal ramai. Bisa jadi Covid-19 naik lagi, berhubung naik lagi, datang ke rumah sakit, rumah sakit penuh," ujar Wahidin.

Baca juga: Bukannya Mengurus Covid-19 di Bandung, Camat dan Staf Malah Kunker

Saat ini, angka bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di seluruh rumah sakit di Provinsi Banten sudah mencapai 80 persen.

Bahkan, di wilayah Tangerang Raya, yakni Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, BOR rumah sakit sudah 90 persen terisi oleh pasien Covid-19.

"Sekarang bahkan sudah 90 persen, rumah sakit di Kota Tangerang sudah 90 persen lebih. Sudah susah," kata Wahidin.

Upaya percepatan vaksinasi di Pemprov Banten juga terus dilakukan dengan menyasar pelaku ekonomi, lansia, pelayan publik, pemerintah dan swasta.

Kali ini, vaksinasi juga menyasar masyarakat umum yang berusia di atas 18 tahun.

"Vaksinasi terus, tapi memang terbatas, kita sudah 600.000-an vaksin. Masih kurang jauh dari target 3 juta, masih jauh," ucap Wahidin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kaesang Pangarep Resmi Gabung PSI, KTA Langsung Diserahkan Giring

Kaesang Pangarep Resmi Gabung PSI, KTA Langsung Diserahkan Giring

Regional
Wayang Orang Ngesti Pandowo, Riwayatmu Kini

Wayang Orang Ngesti Pandowo, Riwayatmu Kini

Regional
Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Regional
Diselimuti Kabut Asap, 3 Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru 'Delay'

Diselimuti Kabut Asap, 3 Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru "Delay"

Regional
Bertindak di Luar SOP Saat Eksekusi Lahan Sawit, Bripka ZK Diperiksa Propam Polda Lampung

Bertindak di Luar SOP Saat Eksekusi Lahan Sawit, Bripka ZK Diperiksa Propam Polda Lampung

Regional
Kasus Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Remaja hingga Tewas Segera Disidangkan

Kasus Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Remaja hingga Tewas Segera Disidangkan

Regional
Video Perundungan Siswa SMP Dipukuli Kakak Kelasnya Viral di Media Sosial

Video Perundungan Siswa SMP Dipukuli Kakak Kelasnya Viral di Media Sosial

Regional
Isu Kaesang Pangarep Bergabung ke PSI: Dikabarkan Hari Ini Terima KTA

Isu Kaesang Pangarep Bergabung ke PSI: Dikabarkan Hari Ini Terima KTA

Regional
Usut Penyebab Meninggalnya Ajudan Kapolda Kaltara, Polisi Lakukan Penyelidikan Mendalam

Usut Penyebab Meninggalnya Ajudan Kapolda Kaltara, Polisi Lakukan Penyelidikan Mendalam

Regional
Kasus Penganiayaan 4 Remaja di NTT, Polisi Tangkap 4 Pelaku

Kasus Penganiayaan 4 Remaja di NTT, Polisi Tangkap 4 Pelaku

Regional
7 Orang yang Ditangkap Saat Ricuh Eksekusi Lahan Sawit di Lampung Dipulangkan

7 Orang yang Ditangkap Saat Ricuh Eksekusi Lahan Sawit di Lampung Dipulangkan

Regional
Semangat Ki Pantun Hidupkan Kembali Kesenian di Tanah Baduy yang Mulai Ditinggalkan

Semangat Ki Pantun Hidupkan Kembali Kesenian di Tanah Baduy yang Mulai Ditinggalkan

Regional
Kisah Ibu di Sikka Tinggal Bersama 4 Anaknya di Gubuk Reyot

Kisah Ibu di Sikka Tinggal Bersama 4 Anaknya di Gubuk Reyot

Regional
Ajudan Kapolda Kaltara Tewas, Ada Senjata Api Tergeletak di TKP

Ajudan Kapolda Kaltara Tewas, Ada Senjata Api Tergeletak di TKP

Regional
Gempa M 6,6 di Maluku Barat Daya, BPBD: Tak Ada Laporan Kerusakan

Gempa M 6,6 di Maluku Barat Daya, BPBD: Tak Ada Laporan Kerusakan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com